Berita Golkar – Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto meresmikan delapan perusahaan green renewable energy di Kawasan Industri Wiraraja, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Nilai investasi delapan perusahaan tersebut mencapai Rp 290 juta dengan serapan 36.150 tenaga kerja.
“Hari ini grand launching dari 8 perusahaan yang bergerak di bidang Green Renewable Energy seperti solar panel, baterai hingga semikonduktor. Nilai investasi selama 5 tahun ke depan adalah sebesar USD 17.636.000.660 atau setara Rp 290 triliun dengan serapan 36.150 tenaga kerja,” kata Airlangga, Senin (26/8/2024).
Airlangga mengatakan dengan investasi delapan perusahaan itu menunjukkan Indonesia dapat menarik investasi di bidang green energy. Investasi delapan perusahaan itu dari berbagai negara seperti Amerika, Singapura, Jerman dan Taiwan.
“Ini adalah investasi langsung dari berbagai negara termasuk Amerika, Taiwan, Jerman dan Singapura. Ini adalah capaian yang luar biasa,” ujarnya.
Delapan perusahaan itu dibangun di PSN Wiraraja Green Renewable Energy and Smart Eco Industrial Park yang berlokasi di Pulau Galang, Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.
Airlangga menyebut saat ini ekonomi Indonesia di antara negara G20 cukup baik. Indonesia berada di posisi 5 terbesar di antara 20 negara tersebut. “Rata-rata pertumbuhan 5 persen dan inflasi yang rendah 12,3 persen di bulan Juli. Kepri juga tumbuh baik di kuartal kedua,” ujarnya.
Airlangga menerangkan Provinsi Kepri merupakan darah dengan fasilitas kawasan ekonomi khusus (KEK) terbanyak. Mulai dari KEK Nongsa, MRO, Tanjung Sauh, Galang Batang hingga terbaru KEK Kesehatan.
“Kepri juga jadi darah KEK terbanyak di Indonesia. Ada kek Galang Batang, Tanjung sauh, Nongsa dan KEK kesehatan dan Kepri menjadi pintu investasi Indonesia. Saya berharap Kepri dengan 31 kawasan industri yang tersebar di berbagai kawasan di Batam. Industri di Batam harus berkembang,” ujarnya.
Dengan fasilitas PSN dan KEK yang banyak di wilayah Kepri, Airlangga berharap ekonomi wilayah Kepri harus lebih tinggi dari wilayah lainnya. Ia juga berharap Industri di wilayah Kepri bisa menyaingi kawasan industri di Johor.
“Pertumbuhan Ekonomi Kepri harus lebih tinggi dari wilayah lainnya. Tidak ada industri yang menonjol tetapi berbagai industri yang ada dari berat hingga jasa. Karena dalam kawasan ekonomi khusus dan FTZ harus menonjol dan bisa bersaing dengan Johor, Malaysia,” ujarnya. {sumber}