Menko Luhut Siapkan Downstream Policy Untuk Tingkatkan Digitalisasi Ekonomi

Berita GolkarMenko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendorong digitalisasi ekonomi melalui downstream policy untuk membangun basis industri bernilai tambah tinggi yang dapat memacu roda perekonomian. Hal itu disampaikan Luhut dalam Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (HLP MSP).

Dia menyampaikan Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia, didukung oleh sumber daya alam yang melimpah untuk transisi energi. Selama bertahun-tahun, Indonesia bergantung pada ekspor komoditas dalam bentuk bahan baku.

Ketergantungan ekspor bahan baku menyebabkan Indonesia mengalami defisit neraca transaksi berjalan yang tinggi saat harga komoditas kurun.

“Pemerintah mengupayakan transformasi ekonomi melalui Downstream Policy (kebijakan hilirisasi) dalam mendorong pengembangan industri. Kedepan pemerintah akan membangun basis industri bernilai tambah tinggi,” ujar Luhut dikutip dari MetroTV News, Rabu (4/9/2024).

Lebih lanjut, luhut menjelaskan dalam mengupayakan transformasi ekonomi, pemerintah juga mengalokasikan sumber energi rendah emisi untuk industri agar bernilai tambah tinggi.

“Membentuk talent pool yang berkualitas melalui program penyaringan bagi lulusan sarjana jurusan teknik dan sains untuk diarahkan bekerja di perusahaan kelas dunia di bidang teknologi,” ucap dia.

“Kebijakan hilirisasi juga berkontribusi pada peningkatan nilai ekspor produk hilir nikel seperti besi, baja serta material baterai lithium. Indonesia saat ini sedang mengembangkan ekosistem industri baterai lithium dalam negeri. Tujuan utama hilirisasi nikel adalah menciptakan ekosistem yang kompetitif dalam rantai nilai baterai lithium dan Kendaraan Listrik,” ungkap Luhut.

Luhut menambahkan, Pemerintah Indonesia juga bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan terkemuka dari Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat untuk memastikan bahwa industri hilir mereka yaitu baja tahan karat, komponen baterai EV seperti katode, sel baterai, dan kemasan menerima pasokan nikel olahan yang cukup dari Indonesia. {}