Berita Golkar – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia terus berupaya mendorong proyek hilirisasi batu bara di Tanah Air bisa segera berjalan.
Menurut dia, proyek hilirisasi batu bara bisa bermanfaat dan memberikan nilai tambah untuk negeri ini. Salah satunya yakni hilirisasi untuk pengembangan dimethyl ether (DME) yang bisa menggantikan pemanfaatan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Proyek hilirisasi batu bara ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG yang selama ini cukup membebani keuangan negara. Mengingat, setiap tahun, Indonesia harus mengimpor sekitar 6 juta ton LPG untuk kebutuhan energi rumah tangga.
“Kita tahu bahwa Indonesia sekarang lagi mendorong apa yang disebut hilirisasi, jadi batu bara ke depan tidak hanya kita lakukan ekspor raw material kita bagaimana mendorong DME menggantikan LPG,” ujar dia dalam acara Coaltrans Asia 2024, Nusa dua, Bali, dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (9/9/2024).
Selain untuk pengembangan DME, gasifikasi batu bara juga diharapkan dapat menghasilkan bahan baku pupuk. Oleh sebab itu, ia menilai proyek gasifikasi ini menciptakan peluang besar bagi pengusaha batu bara untuk berpartisipasi dalam rantai nilai yang lebih tinggi.
“Jadi saya ingin meyakinkan pengusaha batu bara ke depan masih jadi salah satu komoditas unggulan dalam mendongkrak, jadi setiap ada masalah pasti di situ ada peluang,” kata dia.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan saat ini pemerintah terus mencari investor yang cocok untuk merealisasikan proyek gasifikasi batu bara menjadi DME. Salah satunya dari negara China.
“Secara teknologi kan yang saya tahu adanya di Amerika Serikat, sama dulu ada di Afrika Selatan, ada tuh Sasol (pabrik konversi batu bara Afrika Selatan). Tapi sekarang China juga udah punya hal seperti itu,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Kamis (30/11/2023).
Oleh sebab itu, Dadan menyebut saat ini Indonesia membuka kesempatan pada investor asing yang memiliki teknologi hilirisasi batu bara, untuk bisa mengembangkan program hilirisasi batu bara dalam negeri.
“Kita basisnya itu terbuka, investasi terbuka untuk siapapun yang bisa berikan manfaat lebih saja untuk negara dan itu basisnya kan business-to-business antara perusahaan nasional yang melakukan kerja sama,” kata Dadan. {}