Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto menyebut hadirnya kawasan industri hilirisasi nikel mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara makro di Bumi Tepe Asa Moroso.
Bahkan Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Morowali melesat 4 kali lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional.
“Diharapkan dengan ini bisa lebih meningkat,” ucap Airlangga Hartarto dalam sambutannya pada ground breaking Smelter HPAL Neo Energy di kawasan NEMIE dikutip dari Tribun Palu.
Pendapatan per kapita di Kabupaten Morowali sendiri sebesar Rp 920 juta atau U$ 60 ribu per tahun.
Jika merujuk pada angka ini, Kabupaten Morowali disebut telah lepas dari middle income trap sebuah istilah dalam dunia ekonomi yang menunjukan suatu perekonomian yang mengalami penurunan ekonomi dinamis yang tajam setelah bertransisi dari status berpenghasilan rendah ke menengah.
Perangkap pendapatan menengah (middle income trap) adalah suatu keadaan ketika suatu negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah, tetapi tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk menjadi negara maju.
“Industri ini memang menopang pertumbuhan ekonomi, namun di sisi lain masih ada masyarakat yang terisolir di Morowali. Oleh karena itu, angka kemiskinan ekstrim dan masyarakat terisolir ini harus hilang dari Sulawesi Tengah,” papar Airlangga Hartarto.
Ada tiga cara untuk menghilangkan hal itu sambung Airlangga, yakni pendidikan, kesehatan dan industri menyediakan lapangan kerja. {}