Dyah Roro Esti Dorong Tingkatkan Kerjasama Perdagangan Hingga Pembangunan Berkelanjutan Dengan Parlemen Peru

Berita Golkar – Hubungan antara Indonesia dan Peru terus berkembang, salah satunya melalui kerja sama antarparlemen yang semakin kuat. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan Parlemen Peru baru-baru ini meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk pendidikan, perdagangan, dan pembangunan berkelanjutan.

Inisiatif ini dilakukan melalui kunjungan Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI-Parlemen Peru ke Parlemen Peru di Lima, yang diterima langsung oleh Ketua Legislatif Republik Peru, Eduardo Salhuana Cavides.

Ketua GKSB BKSAP DPR RI-Parlemen Peru, Dyah Roro Esti, menyampaikan bahwa pentingnya terus mendorong kemajuan kerja sama dan kolaborasi antara Indonesia dan Peru. “Kami sangat mengapresiasi adanya komitmen serta inisiatif dalam pertemuan ini. Ini merupakan upaya nyata untuk memajukan kerja sama melalui diskusi antarparlemen, saling bertukar pikiran, dan memperluas kolaborasi di tingkat multilateral,” ungkap Roro dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu (21/9/2024).

Dalam pertemuan di Lima tersebut, Roro menyampaikan beberapa isu penting yang menjadi fokus kerja sama antara Indonesia dan Peru. Isu-isu tersebut meliputi tantangan global, pengembangan sumber daya manusia (SDM), kerja sama di bidang ekonomi, serta pembangunan berkelanjutan.

Menurut Roro, kerja sama di bidang SDM sangat penting, terutama mengingat Indonesia saat ini sedang memanfaatkan bonus demografi. Ini berarti peningkatan SDM yang berkualitas harus diiringi dengan perbaikan dalam sektor kesehatan, gizi, pendidikan, serta transfer pengetahuan.

Presiden terpilih, Prabowo Subianto, juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia. “Kami berharap bahwa dengan potensi demografi yang kita miliki, peningkatan SDM akan sejalan dengan peningkatan kesehatan dan pendidikan,” ujar Roro dikutip dari Radar Jabar.

Dalam sektor pendidikan, Roro menyoroti kerja sama yang sudah berjalan antara kedua negara. Duta Besar Peru untuk Indonesia, Luis Tsuboyama, sebelumnya menyebutkan bahwa sudah ada bentuk kolaborasi pendidikan antara Indonesia dan Peru.

Roro berharap potensi kerja sama di bidang akademik ini bisa terus berkembang, misalnya melalui program beasiswa dan penelitian kolaboratif, yang akan mempererat hubungan antarbangsa serta memperkaya wawasan budaya.

Selain pendidikan, bidang ekonomi juga menjadi salah satu topik utama dalam pertemuan ini. Roro menyebut bahwa Peru saat ini adalah mitra dagang terbesar keempat bagi Indonesia di kawasan Amerika Latin. Indonesia telah mengekspor berbagai produk seperti kendaraan, biodiesel, alas kaki, dan kertas ke Peru. Sebaliknya, Indonesia mengimpor biji cokelat, anggur, dan mineral fosfat dari Peru.

Roro juga mendukung Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA) yang diharapkan akan memudahkan perdagangan barang dan jasa antara kedua negara. Menurutnya, potensi untuk terus meningkatkan kerja sama perdagangan ini masih sangat besar, terutama dengan dukungan dari perjanjian dagang yang komprehensif.

Kerja sama di bidang pembangunan berkelanjutan juga menjadi sorotan penting. Indonesia dan Peru sama-sama berkomitmen untuk menangani tantangan lingkungan global. Indonesia memiliki target menurunkan emisi karbon sebesar 32 persen pada 2030, dan mencapai net zero emission pada 2060. Sedangkan Peru menargetkan penurunan emisi karbon pada tahun 2050.

Roro menekankan pentingnya transisi energi yang lebih cepat di kedua negara untuk mencapai target emisi tersebut. “Kami menyadari bahwa Peru memiliki target emisi karbon di 2050, sementara Indonesia di 2060. Oleh karena itu, kita terus mendorong percepatan transisi energi,” tambahnya.

Kunjungan kerja DPR RI ke Parlemen Peru ini menunjukkan keseriusan kedua negara dalam memperkuat kerja sama di berbagai bidang. Dengan berfokus pada pendidikan, perdagangan, dan pembangunan berkelanjutan, hubungan Indonesia dan Peru diharapkan akan semakin solid, dan kedua negara dapat bersama-sama menghadapi tantangan global di masa depan. {}