Berita Golkar – Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Dyah Roro Esti Widya Putri menerima langsung kunjungan kehormatan perwakilan Anggota Parlemen Malaysia Lee Chan Chong dan jajaran. Diungkapkan Dyah Roro, pertemuan tersebut membahas mengenai beberapa hal bagaimana negara Indonesia dan Malaysia bisa berkolaborasi di berbagai macam sektor.
Salah satunya, tutur politisi Partai Golkar tersebut saat diwawancarai Parlementaria di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara II DPR RI, Selasa (24/9/2024) yakni kedua belah pihak membahas mengenai smart city development khususnya dengan bagaimana progres Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Lalu kemudian bagaimana Malaysia juga bisa turut ambil, membantu agar IKN ini bisa semakin sukses ke depannya. Mereka juga punya, tadi dibahas di sektor energinya, mereka memahami bahwa di IKN kita akan mengutamakan energi yang ramah lingkungan,” ujar Dyah Roro dikutip dari laman DPR RI.
“Dan mereka punya teknologi yang mungkin bisa dikerjasamakan dengan Indonesia. Lalu kemudian membahas mengenai smart city, smart houses, smart living yang bukan hanya dapat diterapkan di IKN saja. Namun juga bisa diterapkan secara nasional,” sambung Dyah Roro.
Namun demikian, tandas Dyah Roro, ada beberapa kendala yang dialami ketika antar keduanya berbicara mengenai teknologi. Utamanya, yaitu pihaknya harus memastikan bahwa akses terhadap teknologi tersebut harus merata untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
“Saat ini suka tidak suka ya, ada beberapa wilayah yang masih terbelakang di sektor teknologi. Mulai dengan aksesnya tidak ada, lalu kemudian juga pemahaman terkait teknologi, bahkan gadget itu juga masih minim. Nah bagaimana kemudian ke depannya kita bisa meminimalisir gap yang ada antara yang mempunyai akses dengan yang tidak mempunyai akses,” tegasnya.
Maka dari situlah, tukas Dyah Roro yang juga merupakan Anggota Komisi VII DPR RI tersebut, BKSAP DPR RI juga bisa mengintroduksi potensi smart living dan smart city dengan mengedepankan data security yang ditekankannya sangat penting.
“Negara juga mempunyai hak untuk menjaga data-data, baik itu data pribadi masyarakat atau komunal yang sifatnya tidak bisa di-share ke luar. Dan bagaimana caranya kita juga bisa menjaga privasi masyarakat Indonesia, itu sudah saya sampaikan juga,” tukasnya.
Tak hanya itu, pertemuan juga membahas kerja sama di sektor energi mengingat, Malaysia mengetahui bahwa Indonesia mengoptimalkan energi terbarukan, khususnya solar energi dari matahari. “Nah mereka sebetulnya sifatnya lebih ingin mempelajari terlebih dahulu potensi untuk di EKN itu sumber energinya datang dari apa saja,” ungkapnya.
“Apakah hanya solar energy matahari, atau mungkin ada potensi untuk tenaga angin atau tenaga lainnya yang bisa dieksplorasi sebelum mereka kemudian mengajukan sebuah proposal untuk kerjasama. Jadi ini merupakan salah satu hal yang tadi diutarakan, selebihnya mereka juga mempunyai rencana mengunjungi IKN dalam waktu dekat, kalau tidak salah pertengahan Oktober,” lanjutnya menutup wawancara. {}