Berita Golkar – Senayan menyambut gembira terobosan Badan Karantina Indonesia (Barantin) mempercepat sistem pelayanan perkarantinaan melalui digitalisasi. Dengan digitalisasi, layanan perkarantinaan menjadi lebih transparan, efektif dan mampu mendorong percepatan pertumbuhan perekonomian negara.
Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo mengatakan, percepatan layanan Barantin melalui digitalisasi memang sangat diperlukan. “Sebab, yang namanya ekspor impor itu kan proses pelayanan cepat dan sangat penting,” kata dia dikutip dari Rakyat Merdeka, Rabu (25/9/2024).
Firman pun mengapresiasi terobosan Kepala Barantin Sahat Manaor Panggabean yang terus melakukan reformasi dalam hal pelayanan di Karantina menjadi jauh lebih transparan, akuntabel dan bersih dari korupsi.
Politisi Partai Golkar ini mengatakan, sejatinya pemanfaatan teknologi melalui digitalisasi ini sudah sepatutnya dioptimalkan. Sebab, jika layanan masih dilakukan manual atau face to face, menjadi rawan korupsi. Pihak yang harusnya tidak lolos menjadi lolos karena ada transaksi tidak wajar di dalamnya.
Karena itu, konsep digitalisasi di layanan Karantina merupakan satu kewajiban dan keharusan. “Sekarang pun di luar negeri, semua layanan seperti Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) itu sudah melalui online semua. Jadi tidak perlu lagi berdesak-desakkan antre,” ujar politisi Partai Golkar ini.
Atas dasar itu, Firman menilai, Barantin telah melakukan terobosan luar biasa melalui percepatan layanan melalui digitalisasi ini. Walau masih terhitung lembaga baru, Barantin telah menghadirkan percepatan layanan, seperti yang selama ini selalu diminta Presiden Joko Widodo, bahwa pelayanan atau pun segala perijinan harus dilakukan secara cepat. Tidak buang energi, waktu dan biaya.
“Karena kalau kita tidak cepat-cepat, maka kita akan ketinggalan. Karena orang di luar negeri itu, diproses kemudian menunggu beberapa jam jadi. Tapi kalau masih berhari-hari-hari, buang energi, buang waktu, buang biaya, dan belum tentu orang bolak-balik datang, selesai. Belum tentu juga,” katanya.
Dia pun memuji layanan digital karantina yang sudah mampu bekerja sama dengan 20 negara. Ini menunjukkan bahwa layanan Barantin sudah setara dengan negara lain. Dia pun optimistis digitalisasi ini akan membuat layanan di pelabuhan jauh lebih cepat, efektif dan akuntabel.
“Sudah pasti dan segala sesuatu yang dilakukan cepat, hasilnya akan meningkatkan penerimaan negara dan juga percepatan bagi para pelaku usaha,” tambahnya.
Sementara, Kepala Barantin Sahat Manaor Panggabean menuturkan, platform digital karantina ‘Best Trust‘ adalah salah satu upaya dalam menata karantina. Ini menjadi tekad dan semangat yang dibangun Barantin. “Karena kita adalah badan karantina yang harus meng-cover seluruh wilayah Indonesia ini,” katanya.
Sahat menuturkan, Best Trust merupakan platform layana Barantin yang terintegrasi. Dibangun untuk penguatan layanan pre-border dan border melalui pemanfaatan teknologi informasi guna mengoptimalkan layanan karantina yang transparan, akuntabel dan tertelusur.
Best Tust juga memiliki kebaharuan berupa analisisi poin seluruh proses tindakan karantina, pengawasan dan pengendalian, penegakan hukum serta penerapan sertifikan elektronik pada Barantin.
Selain menjadi aplikasi dalam layanan karantina, Best Trust juga memfasilitas layanan pendukung berupa apikasi laboratorium, permohonan tindak karantina, pembayaran PNBP yang terintegrasi dengan Simfoni Kemenkeu, layanan paperless, serta prior notice.
Menariknya, platform ini memiliki kemampuan interaksi antar aplikasi atau interopabilitas meliputi pertukaran sertifikat antar negara (20 negara) seperti Belanda, Australia, dan Selandia Baru.
Kemudian terhubung dengan Single Submission Quarantine Control (SSMQC) dengan 46 lokus dan ASEAN Single Window (ASW) serta pertukaran data antar Kementerian/lembaga.
Best Trust mendukung fungsi lembaga dalam perlindungan keanekaragaman hayati border protection, serta sebagai economic tools baik dalam pelancaran ekspor maupun peningkatan penerimaan negara.
“Ini sistem yang menjadi kekuatan, sumbangsih kita juga untuk menata, bagaimana menjadikan karantina ini tools-nya ekonomi juga, selain kita mengamankan dari berbagai hama penyakit,” tambahnya.
Sementara, Sekjen Asosiasi Petani Durian Indonesia Aditya Pradewo menyampaikan terima kasih atas pelayanan Barantin yang semakin baik dan cepat melalil layanan digitalisasi.
“Kami sangat mengapresiasi sebesar-besarnya atas binaan dari Barantin sehingga kami dapat melakukan satu-dua Standard Operating Procedure (SOP) yang baik, yang merupakan standar nilai sangat tinggi, baik secara nasional maupun internasional,” katanya.
Pihaknya telah mendapatkan pembinaan SOP yang baik sehingga hasilnya menjadi sebuah produk yang bernilai tinggi dan sangat bisa diterima pasar internasional. Seperti, Thailand dan juga seluruh pabrik-pabrik nasional menggunakan durian sebagai produk dari para petani.
“Kami merasa sangat senang karena nama Indonesia menjadi lebih baik di negara-negara yang juga merupakan penghasil durian. Indonesia mampu bersaing dengan produk-produk mereka,” katanya.
Pelaku eksportir tanaman hias, Ade Wardhana juga menyambuat baik layanan digitalisasi karantina. Penyempurnaan layanan sangat luar biasa serta memenuhi standar kriteria yang pengusaha eksportir harusnya lakukan.
“Jadi. ada keberpihakan dari Barantin kepada para pengusaha ekspor mengenai persyaratan negara tujuan yang kini alhamdulillah, semakin mudah,” katanya. {}