Berita Golkar – Keberadaan Pulau Penyengat sebagai salah satu destinasi wisata religi, wisata sejarah sekaligus wisata budaya di Tanjungpinang tampil semakin memikat. Itu setelah Pemprov Kepri merevitalisasi Pulau Penyengat dengan wajah baru setelah di revitalisasi oleh Pemerintah Provinsi Kepri.
Tampilan terkini Pulau Penyengat membuat magnet untuk menarik wisatawan untuk datang dan menikmati destinasi yang ada di wisata bersejarah itu.
Pembangunan yang sudah dilakukan Pemprov Kepri yang dinahkodai Gubernur Ansar Ahmad dimulai dari ponton HDPE, akses jalan hingga masjid yang menjadi ikon utama di pulau Penyengat, sekarang tampak lebih cerah dan mempesona.
Dengan berbagai peninggalan sejarah kerajaan serta peradaban Islam di Tanah Melayu, Pulau Penyengat menghadirkan warna tersendiri bagi penikmat wisata di Kepri.
Karena masih banyak peninggalan sejarah Melayu yang bisa dilihat sampai sekarang di pulau yang pernah menjadi mas kawin yang diberikan oleh Sultan Riau Penyengat kepada Engku Puti R. Hamidah.
Karena itu pula, Pulau Mungil yang berada di ibu kota Provinsi Kepri ini menjadi salah satu yang di usulkan menjadi Warisan Budaya Dunia di UNESCO.
Bahkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf RI) Sandiaga Uno menyatakan jika Pulau Penyengat sebagai salah satu destinasi wisata sejarah dan halal bagi para wisatawan.
Baru baru ini, Menteri Pariwisata Sandiaga Salahuddin Uno menyebut Pulau Penyengat menjadi salah satu destinasi wisata di Indonesia yang berbasis 3 S yakni Spiritual (spiritual), Serenity (ketenangan) dan Sustainability (keberlanjutan).
Bahkan di tangan Gubernur Kepri Ansar Ahmad yakin dengan perubahan dan juga penataan kawasan Pulau Penyengat mampu menarik kunjungan wisatawan baik mancanegara ataupun domestik.
Pemerintah Provinsi Kepri pun berkomitmen melakukan langkah merevitalisasi kawasan Pulau Penyengat agar mampu lebih menarik kunjungan wisatawan ke Provinsi Kepri. Hal ini juga bagana dari upaya mempercepat pemulihan ekonomi dari sektor pariwisata.
Ansar Ahmad kemudian mengambil kebijakan untuk merevitalisasi beberapa kawasan pulau Penyengat baik itu pemugaran Masjid Raya Penyengat, Kawasan Jalan Di depan Masjid Penyegat hingga ke balai adat serta beberapa kawasan di sekitar Masjid Raya Penyengat.
Hingga mengganti permadani masjid dengan permadani yang didatangkan langsung dari Turki.
Pada tahun 2022, anggaran sebesar Rp30,8 miliar untuk menata dan mempercantik kawasan Pulau Penyengat agar semakin cantik dan menjadi ikon wisata Religi yang dapat menarik kunjungan wisatawan. Serta kembali berlanjut tahun 2023 dengan anggaran sebesar Rp43 miliar.
“Bertahun-tahun kita menganggap Pulau ini sebagai Pulau bersejarah yang layak dijadikan objek wisata. Namun penampilannya kurang mendukung untuk dijual. Oleh karena itu, kita mencoba berdiskusi dengan para tokoh adat, tokom budaya hingga para zuriat untuk bersama-sama memikirkan bagaimana agar Penyengat memiliki wajah yang lebih memikat wisatawan untuk datang. Dan solusinnya kita separatystów melakukan revitalisasi,” kata Ansar Ahmad dikutip dari Tribun Batam.
Tak hanya itu, Masjid Raya Penyengat pun kembali dipugar dengan mengganti lantai masjid dengan lantai marmer khusus yang membuat lantai Masjid Raya Penyengat tetap sejuk meskipun dalam cuaca panas.
Selain mengganti lantai masjid, karpet masjid khusus dipesan dari Turki agar tampilan masjid Raya Penyengat tetap mengutamakan kesan heritagenya.
Penataan masjid pun dilakukan dengan berbagai kajian dan survei khusus, agar revitalisasi masjid Raya Penyengat ini tetap dilakukan dengan tetap menjaga nilai, dan kekhasan masjid ini di masa dulu.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Kepri juga melakukan perbaikan tempat wudhu dan toilet, pengecatan masjid, perbaikan menara, pemasangan aksesoris, penataan ruang terbuka hijau, optimalisasi ruang dokumenter.
Hingga pemasangan videotron di depan masjid agar menambah estetika kawasan pulau Penyengat.
Said salah satu masyarakat pulau penyengat mengapresiasi pemerintah Provinsi Kepri khususnya Gubernur Kepri Ansar Ahmad dengan kebijakannya ini. “Kami senang lah, dengan ditata dan dipercantik gini,pulau Penyengat akan semakin ramai dengan wisatawan,” ujar Said.
Hal tersebut lanjut Said sangat berdampak pada ekonomi masyarakat pulau Penyengat. Mengingat cukup banyak dari masyarakat pulau penyengat yang menggantungkan hidupnya dari berjualan kuliner dan makanan khas pulau Penyengat.
“Kami harap pulau Penyengat ramai lagi, semakin menjadi destinasi wisata sejarah religi bagi masyarakat di Provinsi Kepri khususnya kota Tanjungpinang,” jelas Said.
Said menjelaskan dengan indah dan cantiknya pulau Penyengat akan menambah kunjungan wisatawan ke pulau Penyengat.
Sehingga membuat masyarakat Penyengat yang notabene membawa pompong penumpang, ojek motor Penyengat dan berdagang makanan dan kuliner dapat meningkat ekonominya.
“Tentu saja kami selaku masyarakat Penyengat senang dengan ada revitalisasi kawasan pulau Penyengat ini yang tak hanya merubah tampilan Pulau Penyengat semakin aestetik namun juga masyarakat juga membantu ekonomi masyarakat sekitar,” jelas Said.
Tak hanya Said, Edi yang cukup sering mengunjungi Pulau Penyengat merasa penataan kawasan Pulau Penyengat ini sangat bagus dan sangat dibutuhkan masyarakat.
“Karena selaku masyarakat yang berkunjung ke Penyengat pasti ingin ibadah dengan nyaman, adem dan tenang. Sehingga penataan yang dilakukan ini sangat pas lah buat pengunjung,” tegas Edi.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar sebelumnya ikut mengapresiasi penataan Pulau Penyengat.
Gus Halim sapaan akrabnya mengungkapkan, merasa senang karena bisa mengunjungi Pulau Penyengat meski dalam jadwal yang sangat padat pada acara Peringatan Hari BUMDesa tingkat Nasional di Bintan. Ia juga mengatakan bahwa sudah 7 tahun sejak terakhir kalinya ia berkunjung ke pulau religi ini.
“Sudah 7 tahun terakhir kali saya mengunjungi Pulau Penyengat. Saat ini pulau ini terlihat lebih rapi dan cantik, karena jalan-jalannya sudah diperbaiki dan Masjid Raya Sultan Riau Penyengat juga terlihat indah setelah direvitalisasi. Terima kasih kepada Gubernur Ansar yang sudah merevitalisasi pulau ini pada tahun 2022,” ujar Gus Halim.
Gus Halim berharap agar masyarakat Kepri dapat bersama-sama menjaga kelestarian budaya di Pulau Penyengat. Ia menegaskan bahwa menjaga kelestarian budaya adalah hal yang wajib dilakukan.
“Dengan memperkenalkan peninggalan budaya asli daerah kepada masyarakat luar, budaya tersebut akan terus terjaga dan tidak hilang tergerus kemajuan zaman,” sebutnya.
Di tempat terpisah, anggota DPRD Kepri, Ismiyati mendukung revitalisasi Pulau Penyengat di Tanjungpinang yang sudah dilakukan Pemprov kepri.
Menurutnya, Pulau Penyengat sebagai warisan Budaya internasional dan punya peran yang cukup besar di masa lampau dalam pengembangan budaya Melayu dan Islam di wilayah ini.
Tentunya, apa yang sudah dilakukan Pemprov Kepri, bisa menjadi spirit bagi bangkitnya masyarakat melayu di kancah internasional. Baik dalam bidang budaya, pendidikan, maupun ekonomi. “Kemudian, revitalisasi yang sudah dilakukan itu menjadikan Pulau Penyengat tujuan wisatawan,” ucapnya.
Politisi PKS itu pun menyampaikan, Pulau Penyengat menjadi tujuan wisata dengan cara menjadikan Penyengat desa wisata sebagai pusat literasi dan budaya melayu.
Kemudian, perlu membentuk mindset masyarakat Kepri maupun Penyengat sendiri, bahwa Penyengat adalah etalase budaya melayu yang luhur dan bernilai, sehingga seluruh masyarakat ikut memahami dan menyampaikan kepada kepada siapapun yang datang bahwa Penyengat adalah Melayu.
“Sebagai contoh Masyarakat Penyengat harus hafal dan faham tentang gurindam dan bisa mengamalkan serta menyampaikan kepada wisatawan yang datang. Baik lokal maupun luar negeri,” ujarnya. {}