Berita Golkar – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mendukung pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia soal mendorong fasilitas pengolahan tambang atau smelter menggunakan energi baru terbarukan.
Hal ini disampaikan Agus saat ditemui wartawan pasca acara Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) 2024, Jum’at, 26 September 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten. “Bagus. Jadi kalau itu kan mengarahkan kita untuk memproduksi green product,” ujar Agus dikutip dari Tempo.
Agus menyebut, dunia industri saat ini sudah berkesadaran menuju pada produk hijau yang lebih ramah lingkungan. “Tren market produk hijau, tren market halal. Jadi mereka punya kesadaran untuk itu,” ucapnya.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa regulasi mengenai kebijakan produk hijau ini juga harus lebih fleksibel.
“Kita harus bicara dengan kementerian dan lembaga lain agar regulasinya juga bisa lebih fleksibel dan mengarah pada penguatan dari pabrik-pabrik untuk bisa memasang paling tidak solar panel di atap. Itu regulasinya harus fleksibel,” ujarnya.
Menurut Agus, industri smelter juga harus siap mengimplementasikan kebijakan tersebut. “Harus siap. Tapi itu artinya investasi baru,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berusaha meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dalam industri pemurnian mineral (smelter) untuk mengurangi emisi, mendukung transisi energi bersih, dan menciptakan industri yang lebih ramah lingkungan serta berkelanjutan.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat menghadiri kegiatan Green Initiative Conference 2024 di Jakarta, Rabu (25/9/2024), mengatakan telah terjadi pergeseran pandangan industri global yang kini sudah bergeser ke arah yang lebih hijau.
“Dalam industri dan pertumbuhan ekonomi dunia, termasuk Indonesia sudah mulai insaf bertahap. Karena dulu kita berpikir tentang mencari uang dengan cepat tanpa memperhatikan proses lingkungan dengan baik,” kata Bahlil.
Selain itu, upaya tersebut juga merupakan bagian dalam membidik target ambisius mengurangi emisi untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Sejalan dengan paradigma global tersebut, tutur Bahlil, pemerintah akan membuat peraturan untuk memanfaatkan EBT di dalam industri-industri smelter secara bertahap dan perlahan, yang sebelumnya menggunakan batubara sebagai sumber energi listriknya. {}