Berita Golkar – Alat Kelengkapan Dewan (AKD) DPRD Periode 2024-2029 terbentuk melalui Paripurna Pembentukan AKD DPRD Kota Cilegon, Rabu (9/10/2024).
Dalam pembentukan tersebut salah satu fraksi partai pemenang Pemilu 2024 yakni Partai Golkar dibuat gigit jari faksi lainnya. Dimana, Fraksi Partai Golkar yang menempati posisi Ketua DPRD Kota Cilegon untuk Rizki Khairul Ichwan, sekarang dalam pembagian AKD tidak mendapatkan satupun posisi.
Jika diibaratkan dalam sebuah ungkapan, Partai Golkar ibarat raja tanpa mahkota. Tentu saja tidak adanya Partai Golkar dalam unsur pimpinan tersebut menjadi anomaly dan kejutan. Sebab, Partai Golkar sendiri merupakan partai pemenang dengan jumlah kursi terbanyak yakni 8.
Bahkan, dalam hampir 4 periode kepemimpinan sebagai pemenang Pemilu, Partai Golkar selalu menempatkan posisi kadernya sebagai Ketua Komisi dan Ketua Badan Anggaran, dikutip dari Banten Raya.
Namun, para periode sekarang, fraksi-fraksi yang ada di DPRD Kota Cilegon seolah sengaja meninggalkan Faksi Partai Golkar dan tidak menyisakan sama sekali unsur pimpinan dalam AKD.
Berdasarkan hasil Rapat Paripurna Pembentukan AKD DPRD Kota Cilegon untuk Komisi I Ketua Ahmad Hafid Fraksi PAN, Wakil Ketua Andi Kurniadi Fraksi Nasdem dan Sekretaris Nadmudin dari Fraksi PPP Bergelora.
Lalu, Komisi II Ketua Fauzi Desviandy dari Fraksi Gerindra, Wakil Ketua Saefudin Fraksi PPP Bergelora dan Sekretaris Qoidatul Sitta dari Fraksi PKS.
Komisi III sebagai Ketua Ruaniyah dari Fraksi Nasdem, Wakil Ketua Rahmatulloh Fraksi PAN dan Sekretaris Ricki Hikmatullah dari Fraksi Gerindra.
Selanjutnya Komisi IV ada Ketua Syaiful Basri dari Fraksi PPP Bergelora, Wakil Ketua Ahmad Aflahul Aziz Fraksi Gerindra dan Rizki Ismail Fraksi Demokrat Perjuangan Bangsa.
Untuk Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) ada Ketua Fery Budiman dari Fraksi PKS dan Wakil Ketua Dimas Saputra Fraksi Gerindra.
Sementara untuk Badan Kehormatan (BK) ada Ketua Fachri Mohammad Rizki dari Fraksi Demokrat Perjuangan Bangsa dan Wakil Ketua Buhaeti dari Fraksi PAN.
Untuk Badan Anggaran (Banggar) sendiri masih belum diumumkan siapa yang akan menjadi unsur pimpinan. Hal itu karena masih alotnya lobi politik dan perebutan kursi antara Gerindra dan Partai Golkar.
Berdasarkan hasil Paripurna Pembentukan AKD, khusus untuk Fraksi Partai Golkar hanya menjadi anggota di semua posisi baik komisi dan badan di AKD.
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kota Cilegon Fauzi Desviandy membantah jika Fraksi Partai Golkar sengaja ditinggal dan tidak diajak komunikasi. Sebab, dirinya sebagai Fraksi sudah menjalankan tugas dari partai untuk berkomunikasi dengan semua fraksi yang ada.
“Tidak juga, kita kan komunikasi antar partai semuanya, dan fraksi itu hanya kepanjangan tangan dari partai, dan ketua partai yang menunjuk. Biasanya mereka (ketua partai-red) yang berkomunikasi dan saya hanya menjalankan tugas saja,” jelasnya.
Fauzi menegaskan, Fraksi Gerindra sendti terbuka soal komunikasi dengan siapa saja. Namun, tentu sekali lagi yang memutuskan adalah ketua-ketua partai. “Kita open, komunikasi, tapi saya sendirian tidak bisa memutuskan, yang memutuskan itu adalah ketua-ketua partai,” ujarnya.
Saat ditanyakan soal posisi Ketua Banggar DPRD Kota Cilegon yang masih jadi perebutan Fraksi Gerindra dan Partai Golkar, Fauzi tidak membantah al tersebut, ia hanya menyebutkan hal itu menjadi urusan pimpinan partai.
“Belum (dipilih pimpinan Banggar-red), baru menentukan anggota-anggota Banggar saja. Itu saya tidak tahu itu soal pimpinan,” ucapnya.
Hal sama disampaikan Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Cilegon Qoidatul Sitta, jika tidak ada kesengajaan dan niat meninggalkan fraksi. Semua yang terbentuk merupakan hasil dari komunikasi ketua-ketua partai. Namun, tentunya dalam hal ingin bergabung atau tidak itu kembali menjadi kewenangan ketua partai masing-masing.
“Tidak sengaja (ditinggal-red), kita kan komunikasi berdasarkan hasil ketua-ketua partai yah. Yah semuanya sudah dikomunikasikan, siapa yang mau bergabung hayo, jika tidak yah sudah kan guta saja. Iya jadi mau bergabung dengan kita-kita hayo saja. kita menerima semuanya tidak ada yang merasa untuk ditinggalkan gitu saja,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Cilegon Abdul Rojak memilih untuk tidak berkomentar soal seluruh anggota dalam Fraksi Partai Golkar hanya menjadi anggota.
“Nanti ada waktunya saya ngomong yah, sekarang tidak. Silahkan tanyakan langsung ke Ketua (Ketua DPRD Kota Cilegon Rizki Khairul Ichwan-red),” jelasnya.
Sementara itu, salah satu Pengurus DPD Gerindra Kota Cilegon menyampaikan, dari hasil pembentukan tersebut sudah sesuai dengan hasil skema awal. Dimana, unsur pimpinan sudah dibagi kepada fraksi-fraksi lainnya selain Partai Golkar. “Skemanya berjalan. Memang awal lobi dan komunikasi dibangun,” ucapnya.
Hanya, paparnya, ada kendala komunikasi antara pimpinan dan elite Partai Gerindra dan Partai Golkar. “Memang ada komunikasi yang tersumbat. Jadi memang begitu adanya,” paparnya. {}