Profil Maman Abdurrahman, Sosok Menteri UMKM Kabinet Prabowo Dari Partai Golkar

Berita GolkarMaman Abdurrahman turut menyambangi kediaman Prabowo Subianto pada Senin (14/10). Kedatangannya telah dinantikan oleh awak media di depan Kartanegara. Maman memang telah diproyeksikan duduk di kabinet pemerintahan Prabowo. Setidaknya dalam satu minggu terakhir, namanya ramai diperbincangkan setelah politisi Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menyebut nama Maman Abdurrahman sebagai Menteri UMKM saat rapat di DPR RI.

Maman Abdurrahman merupakan sosok intelektual muda, segar, penuh visi yang duduk sebagai anggota DPR RI dari Dapil Kalimantan Barat I. Meskipun baru dua periode dan memasuki periode ketiganya di masa jabatan 2024-2029 duduk sebagai anggota DPR RI, Maman Abdurrahman bisa menjadi pembeda. Ketegasan dan kelugasannya dalam berbicara seringkali menjadi perhatian publik.

Tetapi tentu perjalanan hidupnya hingga mencapai titik ini tidak semudah seperti yang banyak orang kira. Pria kelahiran Pontianak, 10 September 1980 ini merupakan figur yang lahir dari kalangan keluarga biasa. Dengan ibu asal Sanggau, dan bapak asal Tarakan yang tugas pertama kali di Pontianak.

Tepat di era reformasi Maman Abdurrahman melanglang buana ke Jakarta. Ia berniat masuk salah satu kampus ternama di Jakarta, Trisakti saat itu. Tetapi karena sejak 1998 dan 1999 banyak tragedi terjadi di Kampus, perkuliahan pun sempat tertunda.

Meski begitu, Maman Abdurrahman sudah terdaftar sebagai mahasiswa di Trisakti. Ia bahkan sempat mengikuti LK I HMI Trisakti di tahun 1998. Di dunia kampus itu, pada awal masa masuk kampus, Maman mulai mengenal dunia pergerakan mahasiswa.

Setelah era reformasi mereda, sekitar tahun 2000, barulah perkuliahan secara efektif berjalan. Hingga data soal Maman Abdurrahman mulai berkuliah dimulai dari tahun 2000, padahal ia sudah resmi jadi mahasiswa di tahun 1998. Atas kiprah dan loyalitasnya pada organisasi, di tahun 2003 Maman Abdurrahman mendapatkan amanah jabatan pertamanya di HMI sebagai Kabid HMI Komisariat Trisakti.

Jabatan di organisasi eksternal seperti HMI membuatnya berani maju dalam pemilihan Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti. Kepiawaiannya dalam menggaet pemilih membuat namanya melambung tinggi dan berhasil terpilih sebagai Presiden BEM Universitas Trisakti di tahun pada periode 2004 sampai demisioner di tahun 2006.

Di Pemilu 2014 Maman Abdurrahman sempat memutuskan maju sebagai calon anggota legislatif DPR RI, tetapi ia gagal melaju karena kalah raihan suara dari Zulfadhli. Maman Abdurrahman hanya menempati posisi kedua saat itu. Namun di tahun 2018 Maman Abdurrahman mendapatkan jabatan PAW Anggota DPR RI dari Zulfadhli yang tersangkut kasus hukum. Maman Abdurrahman hanya satu tahun menjabat sebagai anggota DPR RI.

Di Pemilu 2019 ia kembali maju sebagai anggota DPR RI dari Dapil Kalbar I yang meliputi, Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kota Singkawang, Kabupaten Landak, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Ketapang, Kota Pontianak, Kabupaten Mempawah, dan Kabupaten Kubu Raya.

Dari Dapil tersebut Maman Abdurrahman terpilih sebagai anggota DPR RI Periode 2019-2024 setelah memperoleh 108,520 suara. Oleh Fraksi Partai Golkar DPR RI, Maman Abdurrahman kemudian ditempatkan di Komisi VII DPR RI yang mengurusi bidang energi, riset dan teknologi.

Maman terhitung vokal sebagai anggota DPR RI, dengan gayanya yang khas, ia tak ragu menegur pejabat pemerintah yang dirasa tak serius dalam bekerja. Figur muda Maman Abdurrahman yang masih memiliki semangat menggebu membuat namanya dalam waktu singkat dikenal oleh publik.

Kini ia diproyeksikan akan menduduki jabatan sebagai Menteri UMKM di kabinet pemerintahan Prabowo. Dengan ide dan gagasan serta kelincahannya, Maman Abdurrahman diharapkan dapat memberi kontribusi optimal terhadap pengembangan UMKM di Indonesia. Terlebih UMKM merupakan tombak ekonomi bangsa.

Keberhasilan Maman Abdurrahman nantinya memimpin Kementerian UMKM, akan berdampak pula terhadap laju pertumbuhan ekonomi negara. Beberapa persoalan pun menjadi PR besarnya, antara lain masalah akses permodalan, perizinan hingga pengembangan agar UMKM bisa naik kelas. {redaksi}