Berita Golkar – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kini berada di posisi kedua dalam prevalensi depresi di Indonesia, tepat setelah Jawa Barat. Data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah kasus depresi, yang mengundang perhatian besar terhadap kesehatan mental masyarakat.
Anggota DPR RI dari Kaltim, Hetifah Sjaifudian, menyoroti bahwa angka prevalensi depresi di wilayah ini sudah melampaui ambang batas, memerlukan perhatian serius di tengah berbagai tantangan sosial dan ekonomi.
Salah satu faktor penyebab meningkatnya depresi di Kaltim adalah ketidakmerataan distribusi kekayaan dari sumber daya alam (SDA). Hetifah mencatat bahwa tidak semua masyarakat Kaltim merasakan manfaat dari kekayaan alam daerah tersebut, yang berdampak pada rendahnya lapangan pekerjaan serta meningkatnya tingkat stres dan kecemasan, terutama di kalangan kaum muda.
Dalam sebuah diskusi mengenai peran pendidikan, Hetifah menekankan pentingnya pendidikan dalam membina kesehatan mental generasi muda. Menurutnya, perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kaltim juga membawa dampak psikologis yang perlu diantisipasi.
“Oleh karena itu, pendidikan, baik di sekolah maupun di rumah, harus berjalan seiring untuk mencegah tingginya angka depresi,” kata dia
Hetifah juga mendorong pemerintah dan lembaga kesehatan untuk memperkuat program kesehatan mental yang ada, mulai dari penyuluhan hingga peningkatan akses layanan kesehatan jiwa. “Tingginya prevalensi depresi di Kaltim harus menjadi alarm bagi semua pihak,” ujarnya. {}