Tutup PPRA 67 Tahun 2024, Ace Hasan: Membangun Indonesia Butuh Superteam dan Kolaborasi

Berita Golkar – Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas) Tubagus Ace Hasan Syadzily menegaskan, membangun Indonesia membutuhkan superteam dan kolaborasi. Tidak boleh lagi ada ego sektoral dan kepentingan sesaat.

Pernyataan itu disampaikan Gubernur Lemhanas RI dalam sambutan saat Upacara Penutupan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 67 Tahun 2024 Lemhannas RI di Gedung Dwi Warna Purwa, Panca Gatra Lemhannas RI, Jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2024).

Kang Ace, sapaan akrab Tubagus Ace Hasan Syadzily mengatakan, ini adalah momen membanggakan bagi peserta PPRA 67 tahun 2024, karena telah berhasil menyelesaikan pendidikan ini.

Selaku Gubernur Lemhanas RI, kata Ace, turut berbahagia dan berbangga, mengucapkan selamat atas keberhasilan para peserta yang telah menyelesaikan rangkaian pendidikan di Lemhanas RI.

“Para peserta PPRA ke-67 kini telah resmi menyandang predikat alumni Lemhanas Republik Indonesia,” kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar dan Ketua DPD Partai Golkar Jabar ini.

Dia pun mengapresiasi para alumni PPRA 67 Lemhanas RI yang telah menunjukkan dedikasi, kesabaran, kesungguhan, ketekunan, dan kekompakan selama mengikuti kegiatan.

“Sebagai puncak dari kegiatan yang telah dilakukan oleh bapak ibu sekalian selama 7 bulan, para alumni telah menyumbangkan pemikirannya melalui seminar dengan judul Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Memperkuat Demokrasi,” ujarnya.

Menurut Ace, melalui pembelajaran yang telah diikuti peserta selama ini, Lemhanas berharap, peserta menjadi kader pemimpin nasional yang dapat menjadi contoh, teladan, dan agen perubahan dalam setiap pengabdian.

Seperti diketahui bersama, Lemhanas mempunyai tiga tugas utama. Pertama, menyelenggarakan pendidikan bagi calon-calon pemimpin nasional.

“Membangun Indonesia, butuh tim kuat. Bukan orang-orang hebat, tetapi superteam yang memiliki cara pandang sama terhadap cita-cita, tujuan, dan kepentingan nasional dalam menghadapi tantangan global,” tutur dia.

Pendidikan di Lemhanas, kata Ace, bertujuan mengintegrasikan komponen bangsa baik dari kalangan sipil maupun militer. Seperti pidato Presiden Pertama RI Soekarno di kuliah umum pertama Lemhanas RI pada 20 Mei 1965.

“Alhamdulillah, kita telah memiliki presiden baru yang tanggal 20 Oktober lalu dilantik yaitu, Bapak Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto. Kami telah mengikuti retret Kabinet Merah Putih di Akmil dari 24 sampai 27 Oktober lalu. Beliau (Presiden Prabowo) menekankan pentingnya kolaborasi dan menghilangkan ego sektoral demi kepentingan bangsa dan negara RI,” ucapnya.

“Seluruh komponen bangsa harus selaras dan seirama dalam mewujudkan cita-cita, berjuang demi kepentingan nasional. Tidak boleh ada lagi ego sektoral, kepentingan sesaat. Tetapi, kita harus abdikan demi kemajuan bangsa Indonesia,” lanjutnya.

Tujuan kedua, Lemhanas melaksanakan tugas melakukan kajian strategik, memperhatikan perkembangan geopolitik dan perubahan yang terjadi saat ini. Terus melakukan kajian mendalam untuk menghasilkan rekomendasi strategis demi kepentingan nasional, serta bahan rekomendasi bagi Presiden dalam rangka pengambilan keputusan.

Ace menuturkan, satu hal penekanan Presiden Prabowo saat pidato kenegaraan, bahwa tugasnya adalah bagaimana mewujudkan Indonesia Emas 2045. Tentu tantangan untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mudah. Sebagai bangsa, Indonesia sebagai bangsa menghadapi tantangan bukan hanya geopolitik, tapi juga harus dilihat dalam pendekatan komprehensif bagaimana geopolitik, geostrategi, dan geoekonomi saat ini menjadi persaingan global.

“Kondisi itu mempengaruhi situasi nasional. Berbagai langkah dan upaya dalam menghadapi transformasi dan perubahan tersebut tidak bisa biasa-biasa saja. Harus dihadapi dengan kerja keras, berpikir out of the box. Sebab tantangan yang kita hadapi tidak statis, tetapi dinamis. Karena itu kita harus melakukan pembaharuan,” ungkapnya.

Kajian-kajian Lemhanas, kata dia, harus bernilai strategis dan bersifat komprehensif, integral, dan holistik. Lemhanas akan terus mendorong kajian-kajian yang dirumuskan bersama.

“Saat ini Indonesia telah menuju ke arah kemajuan tersebut. Perlu kerja keras semua untuk memastikan agar berbagai langkah yang dilakukan, pemimpin nasional dituntut bekerja keras, abdikan diri kita untuk kemajuan bangsa yang kita cintai,” terangnya.

Ia menyatakan, tugas ketiga dan terpenting dari Lemhanas adalah, terus memperkuat nilai-nilai kebangsaan yang kerap kali menghadapi tantangan kemajuan teknologi dan globalisasi. Sebagai lembaga yang diberi tugas negara, Lemhanas akan memfasilitasi dan menggelorakan nilai-nilai kebanggsaan yang bersumber dari empat konsensus dasar bangsa, yaitu, Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

“Melalui kegiatan Lemhanas RI, diharapkan dapat terus membangun karakter kebangsaan,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, ia kembali mengingatkan beberapa hal kepada alumni PPRA 67. Pertama, harus menjadi contoh, panutan, dan menunjukkan keteladanan bagi masyarakat dengan pola pikir, sikap, dan tindak konsisten serta selaras dengan konsensus dasar kebangsaan.

Kedua, jaga nama baik almamater. Kebanggan almamater tidak hanya terletak para alumni berkontribusi bagi bangsa dan negara, tetapi juga karya nyata terbaik.

Lemhanas berharap tali silaturahmi tetap terjaga, sekaligus memberikan saran, masukan, dan sumbangsih pemikiran bagi kemajuan Lemhanas RI. Ketiga, para alumni diharapkan dapat menjadi agen perubahan demi kelangsungan pembangunan nasional sesuai bidang tugas masing-masing.

“Saya berharap para alumni dapat turut serta menggerakkan masyarakat guna mendukung program-program yang akan dilaksanakan pemerintah dibawah kepemiminan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka,” tandasnya. {}