Mendukbangga, Wihaji Tekankan Peran Penting Kehadiran Ayah Secara Psikologis Untuk Ibu dan Anak

Berita GolkarMenteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji mengingatkan agar ayah hadir secara psikologis untuk ibu dan anak.

“Tentu banyak persepsi bahwa ayah itu tugasnya hanya mencari rezeki, memberikan kebutuhan ekonomi, tetapi terkadang melupakan kebutuhan psikologis dan suasana kebatinan bagi keluarga sebagai seorang ayah,” katanya sebagaimana dikutip dari media sosial Instagram resmi @bkkbnofficial di Jakarta, Selasa (12/11/2024).

Wihaji menyampaikan hal tersebut dalam rangka memperingati Hari Ayah Nasional yang jatuh pada hari ini.

“Ayah hari ini dibutuhkan hadir ketika istrinya hamil, untuk memberikan perhatian bagaimana memastikan agar kehamilan istrinya sehat, kebutuhan gizi yang sehat ketika ibu hamil terpenuhi, dan seterusnya,” ujar dia.

Ia menegaskan ketika istri melahirkan, kehadiran ayah juga sangat diperlukan untuk memahami suasana batinnya.

“Ketika istri melahirkan, ayah juga diharapkan hadir memberikan pelayanan sekaligus mengerti suasana batin atau kebutuhan seorang ibu, baik mulai dari 1.000 hari pertama, setelah lahir juga betul-betul ikut hadir, tidak hanya memberikan uang untuk membeli susu, karena hari ini kebutuhannya sudah lain,” paparnya.

Menurutnya, anak juga sangat memerlukan kehadiran sang ayah meskipun masih di usia bayi dan belum bisa berbicara.

“Mungkin dia belum bisa bicara, tetapi hati dan batinnya mengerti, butuh sentuhan fisik, pikiran, dan sentuhan yang lebih mendalam, ketika ibu menyusui juga perlu diperhatikan oleh ayahnya sampai 1.000 hari pertama,” kata dia.

Ayah sebagai pemimpin dalam keluarga, kata Wihaji, juga perlu memastikan bagaimana agar ibu dapat mengeluarkan ASI dengan lancar, sehingga anaknya bisa mendapatkan hak untuk mendapatkan ASI.

Selain itu, ketika anak sudah menginjak usia satu tahun, ayah juga perlu aktif mendampingi anak ke posyandu. “Terus berjalan sampai tahun pertama, bagaimana datang ke posyandu untuk mengecek, ayah mestinya hadir, karena keluarga itu milik bersama,” tuturnya.

Ia menekankan ayah tidak boleh hanya menjadikan istri atau ibu sebagai objek, karena tugas mengelola rumah tangga perlu peran bersama. “Tidak hanya kewajiban ibu yang melahirkan, dan jangan menjadikan ibu sebagai objek, istri sebagai objek, tetapi ini adalah kebersamaan,” ujarnya.

Untuk itu, Wihaji mengajak seluruh ayah untuk mulai mengerti, memahami, bertindak bersama membesarkan anak, serta memastikan generasi ke depan dapat tumbuh sehat juga cerdas.

“Semua ini mudah dibicarakan, tetapi agak berat dijalankan. Namun, bukan berarti tidak bisa, dengan belajar sambil melakukannya, learning by doing, step by step, dan ini menjadi kewajiban serta kebutuhan. Kewajiban ayah, kebutuhan bagi seorang anak,” kata Wihaji. {}