Berita Golkar – Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI, Meutya Hafid berkunjung ke Kampung Cyber yang terletak di Kelurahan Patehan, Kemantren Kraton, Kota Jogja, Rabu (11/12/2024).
Dalam kunjungan itu Kemenkomdigi mengapresiasi inisiatif Kampung Cyber yang dinilai memberikan kontribusi signifikan dalam memajukan literasi digital masyarakat.
“Kami mengapresiasi inisiatif yang luar biasa di sini. Kami berkomitmen untuk mendukung literasi digital di Kampung Cyber ini, dengan harapan bisa membawa manfaat lebih besar bagi masyarakat,” ungkap Meutya, dikutip dari Harian Jogja.
Menurut Meutya, meski banyak UMKM di Indonesia telah mulai beralih ke dunia digital, tapi Kampung Cyber memberikan contoh nyata bagaimana teknologi, khususnya internet dan kecerdasan buatan (AI), bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan UMKM, budaya, dan pendidikan.
Ia menambahkan, kecerdasan buatan bisa dimanfaatkan untuk membantu para pelaku UMKM dalam mengembangkan bisnis mereka. “Kecerdasan buatan ini bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas, membuat logo, menulis narasi, bahkan membuat video. Itu semua bisa dilakukan dengan mudah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Meutya juga menekankan pentingnya teknologi untuk melestarikan budaya lokal, seperti yang terlihat di Kampung Cyber. UMKM di kampung ini banyak yang berfokus pada produk-produk berbasis budaya, seperti jamu, kaos bertema tokoh pewayangan, dan lainnya.
“Kami dorong agar kampung ini bisa memanfaatkan AI untuk membantu mempromosikan produk-produk berbasis budaya ini ke pasar yang lebih luas,” katanya.
Inisiatif Kampung Cyber sendiri bermula pada tahun 2008, saat Antonius Sasongko atau yang akrab disapa Koko, bersama masyarakat sekitar, melihat pentingnya akses internet yang terjangkau. Warga Kampung Cyber memiliki semangat yang tinggi untuk bisa mengakses internet, meskipun biaya akses internet pada waktu itu cukup mahal.
“Kami memulai dengan membuat jaringan sendiri yang bisa dikelola oleh warga, dan masyarakat bisa menggunakan secara bersama-sama,” ujar Koko.
Namun, perjuangan untuk menghubungkan kampung ini dengan internet bukanlah hal yang mudah. Koko menceritakan bahwa pada awalnya, mereka menghadapi banyak kendala, terutama dari sisi biaya dan kesiapan warga untuk menggunakan teknologi. Butuh waktu hampir dua tahun untuk melakukan sosialisasi kepada warga, yang sebagian besar pada waktu itu tidak familiar dengan teknologi.
Meskipun demikian, semangat gotong royong yang sudah tertanam kuat di masyarakat Kampung Cyber akhirnya membuahkan hasil. Pada l 2015, hampir semua rumah di kampung ini sudah terhubung dengan internet, dan teknologi tersebut mulai dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari promosi produk UMKM hingga pembelajaran berbasis internet.
Kunjungan Mark Zuckerberg, CEO Meta, pada 2015 menjadi momen penting dalam sejarah Kampung Cyber. Meskipun kunjungan tersebut terjadi secara mendadak, hal itu semakin mengukuhkan nama Kampung Cyber di dunia digital.
“Kami tidak tahu bagaimana Mark Zuckerberg bisa tahu tentang Kampung Cyber, tapi kunjungan tersebut membuat kami semakin percaya diri bahwa apa yang kami lakukan ini penting,” kata Koko. {}