Menteri Maman Abdurrahman Tegaskan PPH Final 0,5 Persen Bagi UMKM Diperpanjang Sampai Tahun 2025

Berita Golkar – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyatakan, masa berlaku pajak penghasilan (PPh) final 0,5 persen bagi UMKM yang berakhir di tahun 2024, diperpanjang satu tahun ke depan yakni hingga 2025.saa

“Perpanjangan PPh 0,5 persen satu tahun ke depan adalah bagi UMKM yang sudah mendapatkan insentif ini selama tujuh tahun. Jadi masih diberikan perpanjangan satu tahun lagi menjadi delapan tahun,” kata Maman dalam Konferensi Pers Paket Kebijakan Ekonomi untuk Kesejahteraan di Jakarta, Senin (16/12/2024), dikutip dari Rakyat Merdeka.

Ia menjelaskan, sedangkan bagi UMKM yang baru menjalankan insentif selama dua tahun, masih memiliki rentang waktu lima tahun lagi.

Begitu juga untuk UMKM yang baru menjalankan insentif PPh 0,5 persen selama satu tahun, masih mendapatkannya hingga enam tahun ke depan. Artinya, selain yang berakhir di tahun 2024, PPh 0,5 persen tetap berlaku selama tujuh tahun.

“Harapannya, setelah diberikan insentif selama tujuh tahun, pengusaha UMKM bisa naik kelas dan tumbuh untuk lebih mandiri,” ujar Maman.

Lebih lanjut Maman mengatakan, di samping perpanjangan PPh 0,5 persen, kebijakan pembebasan PPh bagi UMKM dengan omzet di bawah Rp 500 juta juga akan dilanjutkan.

“Bagi UMKM yang omzetnya di bawah Rp500 juta dikenakan PPh 0 persen, atau tidak diberikan beban sama sekali, sebagai contoh pedagang kaki lima, warteg, dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Ia juga meyakini, dari total insentif pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 265,5 triliun pada tahun 2025, sekitar 90 persennya akan dinikmati oleh UMKM.

Politisi Partai Golkar ini mencontohkan, pertama terkait pembebasan PPN untuk barang kebutuhan pokok seperti beras, jagung, gula, dan lain sebagainya, hingga pembebasan PPN untuk barang hasil perikanan dan kelautan.

Menurut Maman, sebagian besar UMKM yang bergerak di bidang tersebut akan merasakan insentifnya. Kedua, terkait dengan diskon listrik sebesar 50 persen selama dua bulan di tahun 2025 yang diberikan oleh PLN untuk daya 450-2200 VA.

“Seperti (insentif) listrik dari PLN, sebagian besar UMKM kita juga masih menggunakan listrik dengan daya rendah,”ujarnya.

Maman menekankan, berbagai insentif tersebut merupakan bentuk aksi afirmasi dari Pemerintah untuk mengamankan sektor UMKM. “Sadar sekali untuk menuju pertumbuhan ekonomi 8 persen, UMKM menjadi salah satu sektor yang bisa menopang pertumbuhan tersebut,” ujarnya.

Maman mengingatkan para pengusaha UMKM agar tidak terlena dengan berbagai insentif yang diberikan Pemerintah. Ia berharap, agar UMKM tetap memiliki semangat kemandirian untuk maju dan naik kelas. {}