DPP  

GP Intim Deklarasi Bahlil Cawapres 2029, Abdul Rahman Farisi: Belanda Masih Jauh!

Berita Golkar – Politik Indonesia kembali dihangatkan oleh manuver politik yang tiba-tiba. Pada 10 Februari 2025, Gerakan Pemuda Indonesia Timur (GP-Intim) berencana mendeklarasikan dukungan bagi Bahlil Lahadalia sebagai Calon Wakil Presiden 2029.

Pengumuman ini disampaikan Bernard D. Namang, Koordinator GP-Intim, yang menyebut bahwa deklarasi akan dihadiri oleh 1.000 perantau asal Indonesia Timur yang berdomisili di Jabodetabek.

“Kami perlu mendeklarasikan ini sejak dini agar semua pihak dapat lebih siap dalam mengawal gerakan ini,” ujar Bernard dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (29/1/2025), dikutip dari Herald.

Deklarasi ini akan digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, dengan kehadiran berbagai tokoh asal Indonesia Timur. Bernard menegaskan bahwa pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur pada 2029 harus diikuti oleh representasi politik dari Indonesia Timur di level tertinggi pemerintahan.

“Pilihan kami kepada Bung Bahlil bukan tanpa dasar. Saat ini, beliau menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar, partai dengan jaringan kuat di seluruh Indonesia. Dengan modal tersebut, peluang beliau untuk menjadi Wapres pada 2029 sangat besar,” katanya.

Namun, ketika ditanya mengapa hanya mengusung Bahlil sebagai calon wakil presiden, Bernard memperkirakan bahwa Prabowo Subianto masih akan maju sebagai calon presiden pada 2029.

Partai Golkar Merespons: “Belanda Masih Jauh”

Sementara itu, Abdul Rahman Farisi, Pengurus DPP Partai Golkar yang dikenal dekat dengan Bahlil Lahadalia, memberikan respons yang lebih berhati-hati. Boge menyampaikan terima kasih kepada kelompok yang menamakan diri GP Intim tersebut, atas apresiasinya kepada Ketua Umum Partai Golkar itu.

Namun kata dia, Bahlil sedang fokus menjalankan tugas yang diembannya dari negara, baik sebagai Menteri ESDM, maupun sebagai Ketua Satgas Percepatan Hilirisasi.

“Ketum Bahlil sedang fokus menjalankan tugas negara. Saat ini, beliau menjalankan amanah Presiden Prabowo Subianto baik sebagai Menteri ESDM maupun Ketua Satgas Percepatan Hilirisasi,” kata pria yang akrab disapa Boge.

Menurutnya, kesibukan Bahlil sebagai Ketua Umum Partai Golkar saat ini masih berpusat pada agenda internal konsolidasi di tingkat DPP maupun DPD.

“Jadi, Belanda masih jauh,” ungkapnya singkat, menegaskan bahwa perjalanan politik menuju Pilpres 2029 masih panjang dan penuh dinamika.

Representasi Papua di Kursi Wapres? Bernard menutup pernyataannya dengan menggarisbawahi pentingnya perwakilan Indonesia Timur dalam pemerintahan mendatang.

“Sejak Indonesia merdeka, belum pernah ada putra Papua yang menjadi wakil presiden. Habibie dan Jusuf Kalla berasal dari Sulawesi Selatan, sementara Hamzah Haz dari Kalimantan. Oleh karena itu, pada 2029, sudah saatnya Wapres berasal dari Papua,” pungkasnya.

Deklarasi ini tentu menjadi langkah awal yang menarik dalam peta politik 2029. Namun, apakah Bahlil benar-benar akan melangkah ke kursi RI-2? Ataukah ini hanya dinamika politik yang masih cair?

Yang jelas, seperti kata Abdul Rahman Farisi, “Belanda memang masih jauh”. {}