Berita Golkar – Menteri UMKM Maman Abdurahman menyatakan bahwa proses penghapusan utang kredit atau kredit macet UMKM tidak mudah dan tidak sesederhana yang dibayangkan.
Hal ini dia ungkapkan untuk merespons jumlah UMKM yang utang kreditnya sudah dihapus, yang masih tergolong sedikit dari jumlah yang ditargetkan pemerintah.
“Perlu diketahui oleh semuanya bahwa proses untuk melakukan penghapusan bagian ini tidak sesederhana yang kita bayangkan. Karena aspek teknisnya luar biasa dan operasinya juga,” ujarnya usai menghadiri acara BRI Microfinance Outlook 2025 di ICE BSD City, Tangerang pada Kamis (30/1/2024), dikutip dari Kompas.
Berdasarkan catatan Kompas.com, jumlah UMKM yang kreditnya bermasalah dan sudah dihapus masih mencapai 70.000 nasabah. Padahal, pemerintah sendiri menargetkan seluruh proses penghapusan kredit macet UMKM selesai pada April 2025.
Maman bilang kesulitan terbesar dalam proses penghapusan kredit macet UMKM ada pada pendataan. Hal ini lantaran banyak UMKM yang alamatnya sudah pindah.
“Jadi sampai hari ini kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk menuju angka 1 juta tersebut. Mohon doanya saja dari seluruh masyarakat agar kita bisa terus menuju ke angka yang bisa kita kejar,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa Bank BRI merupakan bank pelat merah yang paling banyak melakukan hapus tagih kredit UMKM.
Program penghapusan kredit macet UMKM diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024. Program ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha UMKM yang kesulitan membayar pinjaman.
“Dan dari monitor yang paling banyak hapus tagih adalah BRI. Rekor ini tidak dicatat, kalau tidak salah 71.000 nasabah sudah dihapus tagih oleh BRI,” ujarnya dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 di International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kamis (30/1/2025). {}