Berita Golkar – Presiden Prabowo Subianto melantik Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) Prof. Brian Yuliarto di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (19/2/2025). Prof. Brian Yuliarto menggantikan eks Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro yang mengundurkan diri.
Menanggapi reshuffle perdana yang menyasar Mendikti Saintek ini, anggota Komisi X DPR RI, Agung Widyantoro menyatakan bahwa ini adalah pilihan terbaik Presiden Prabowo. Menurut Agung, sebagai seorang presiden, Prabowo perlu sosok menteri yang padu, satu visi serta memahami ritme kerja pemerintahan.
“Tentu ini adalah pilihan yang tepat, mengingat kebutuhan presiden memacu kerja seluruh kabinet untuk mewujudkan Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045. Sektor pendidikan merupakan salah satu penopang kemajuan bangsa, oleh karenanya, sangat pantas jika Presiden Prabowo menaruh ekspektasi tinggi di pos menteri ini,” tutur Agung Widyantoro melalui keterangan tertulis kepada redaksi Golkarpedia pada Jumat (21/02).
Agung mengingatkan kepada Mendikti Saintek yang baru, Prof. Brian Yuliarto mengenai tantangan berat ke depan. Terutama menjawab tantangan zaman melalui dunia pendidikan. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, Prof. Brian Yuliarto harus mampu menjaga keseimbangan antara kemajuan ilmu pengetahuan teknologi dan etika moral yang dimiliki bangsa timur seperti Indonesia.
“Kita tahu bahwa pendidikan bukan sekadar memupuk ilmu pengetahuan, tapi juga membentuk karakter anak bangsa. Ini yang sulit. Apalagi tantangan ke depan kita senantiasa dihadapkan pada kemajuan teknologi yang dinamis. Saya harap Mendikti Saintek, Prof. Brian Yulianto mampu menerjemahkan pemikiran Presiden Prabowo terhadap dunia pendidikan Indonesia secara seutuhnya,” ujar politisi Partai Golkar ini.
Terakhir, Agung berpesan kepada Prof. Brian Yuliarto agar segera bekerja menyelesaikan permasalahan yang ada serta melanjutkan apa yang telah dikerjakan oleh menteri-menteri sebelumnya, termasuk permasalahan kesejahteraan guru.
“Banyak persoalan jangka pendek yang mesti diselesaikan, kesejahteraan tenaga pengajar, perkuat hubungan institusi pendidikan dengan dunia industri, pemerataan pendidikan, serta inklusivitas pendidikan tinggi. Persoalan jangka panjang tentu kita harapkan, pendidikan mampu menghasilkan SDM unggul untuk menyambut Indonesia Emas 2045,” tutup Agung Widyantoro.