Airlangga Hartarto Tanggapi Pelemahan Rupiah dan Anjloknya Pasar Saham

Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto buka suara soal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang memerah dan nilai tukar rupiah yang anjlok. Ia memastikan, pemerintah akan memperkuat fundamental ekonomi di tengah sentimen negatif global.

“Ya tentu kita masih melihat long term dan kita dari bursa tentu kita berharap situasi fundamental ini bisa didorong lagi,” ujar Airlangga di Kantornya, Jumat (28/2/205), dikutip dari IDNTimes.

Salah satu faktor yang mendorong IHSG melemah karena keputusan Morgan Stanley yang menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW).

Airlangga menyebut pemerintah sebetulnya tidak melihat pergerakan kurs maupun indeks bursa secara harian, melainkan dalam jangka panjang. Oleh karena itu pihaknya akan terus memantau pergerakannya. “Kan nggak dilihat harian,” tuturnya.

Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani mengatakan, anjloknya harga saham emiten bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terjadi usai diluncurkannya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

“Sebetulnya harga-harga saham ini turun bukan baru 1-2 hari, tapi memang sudah mengalami penurunan. (Sentimen) dari MSCI Index yang menurunkan peringkat Indonesia, jadi itu yang menyebabkan penurunan saham,” ujar Rosan dalam CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Rabu (26/2).

Meski demikian, Rosan meyakini, harga saham emiten bank BUMN yang tergabung dalam Himbara akan kembali menghijau.

Pasalnya, valuasi saham-saham tersebut sudah begitu baik.Faktor lain yang mempengaruhi pergerakan harga saham, juga faktor teknikal, fundamental, market, dan lainnya.

“Saya meyakini ini saham kita akan rebound kembali, akan kembali naik. Karena kenapa? Kalau saya ini investasi itu percaya dengan fundamental. Fundamental dari BUMN-BUMN kita ini sangat baik,” ucapnya.

Pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot melanjutkan pelemahannya pada akhir perdagangan Jumat (28/2/2025). Rupiah ditutup di level Rp16.595 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah hingga 141,50 poin atau 0,86 persen dibandingkan penutupan kemarin di level Rp16.454 per dolar AS.

Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Edi Susianto mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi oleh sentimen dari kebijakan pemerintah AS, salah satunya rencana implementasi kebijakan tarif impor dari Meksiko dan Kanada dalam waktu dekat.

Namun yang perlu dicatat, menurutnya, pelemahan ini juga terjadi di pasar saham domestik dan regional. “So far faktor (pelemahan rupiah) sentimennya banyak dari global,” ungkap Edi kepada IDN Times. {}