Ahmad Irawan Apresiasi Program PTSL Yang Berpihak Pada Kesejahteraan Masyarakat

Berita Golkar – Anggota MPR RI Fraksi Partai Golkar Ahmad Irawan menyoroti program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang selama ini menjadi program unggulan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Kota Malang disebut sebagai daerah yang patut diapresiasi karena pencapaiannya dalam program ini.

“DPR dan pemerintah akan terus mengkaji alokasi anggaran agar tetap berpihak kepada kesejahteraan masyarakat,” katanya dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang dikemas dalam diskusi di Kota Malang, Rabu (26/2/2025), dikutip dari BeritaMoneter.

Kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan tersebut dihadiri oleh akademisi, praktisi, tokoh masyarakat, pelajar, santri dan mahasiswa, serta perwakilan berbagai organisasi pers.

“Diskusi ini menjadi ruang terbuka untuk menampung gagasan serta menyampaikan informasi penting, khususnya mengenai peran legislasi di DPR RI,” ujar Politisi muda Partai Golkar ini.

Namun, kata Wawan- sapaan akrabnya, bahwa alokasi program PTSL untuk Malang Raya akan mengalami pengurangan akibat efisiensi anggaran.

“Transisi pemerintahan dari Presiden Jokowi ke Presiden Prabowo membawa sejumlah perubahan kebijakan, termasuk dalam hal efisiensi anggaran,” terang Legislator dari Dapil Jawa Timur V.

Dalam diskusi yang membahas Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika tersebut, Wawan menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, karena itu dalam rangka menjaga keutuhan NKRI. “Budaya diskusi dan silaturahmi dalam masyarakat Malang Raya harus terus dirawat dan dipupuk,” paparnya lagi.

Menurut Anggota Baleg DPR itu, tradisi ngopi bareng sambil berdiskusi sudah menjadi kebiasaan yang dapat menjadi jembatan dalam menyerap aspirasi masyarakat. “Hal ini juga bisa mempererat kerukunan umat dan menjaga toleransi sesama anak bangsa,” imbuhnya.

Sementara itu, Dr Ahmad Nur Ahmadi, akademisi dari Universitas Negeri Malang, menyoroti kesenjangan pendidikan di Malang Raya. Ia menilai bahwa ada perbedaan signifikan dalam kualitas serta fasilitas pendidikan di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.

“Kota Malang memiliki kultur pendidikan yang berbeda dibanding daerah sekitarnya. Sebagai kota pendidikan, sudah seharusnya ada upaya untuk menyelaraskan kualitas di berbagai lini, termasuk fasilitas dan akses belajar mengajar,” ungkapnya.

Ahmad Nur Ahmadi juga mengapresiasi budaya diskusi di Malang yang dianggapnya sebagai bagian dari karakter kota pendidikan. Dengan adanya diskusi seperti ini, berbagai permasalahan di masyarakat dapat dibahas secara terbuka demi mencari solusi yang terbaik. {}