Mendukbangga Wihaji Jadikan Program GENTING Quick Wins Penurunan Stunting

Berita Golkar – Pada rentang tahun 2020-2045 akan terjadi bonus demografi, dan sekitar 190,98 juta atau 70,72% penduduk Indonesia ada dalam usia produktif. Namun, ada tantangan dalam bonus demografi ini, yakni diperkirakan hanya 69,1 juta dari 190,98 juta tadi yang berkontribusi terhadap pendapatan negara.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), Dr. Wihaji, S.Ag., M.Pd, dalam Seri Webinar #102 KORPRI Menyapa ASN dengan tema “Strategi Percepatan Penurunan Stunting” pada 4 Maret 2025 yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom dan Youtube Dewan Pengurus KORPRI Nasional.

Menteri Wihaji mengatakan bahwa data tadi menjadi alasan stunting perlu diatasi, dan hal inilah yang mendorong Kemendukbangga/BKKBN untuk melaksanakan Quick Wins, yang salah satunya adalah Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).

“Ada survei yang menyebutkan bahwa orang Indonesia suka membantu meski tidak kenal orangnya. Dari sinilah muncul ide Genting,” Menteri Wihaji melanjutkan, “Genting ini menjadi ikhtiar melibatkan masyarakat Indonesia yang mempunyai rezeki untuk membantu.”

Menteri Wihaji menyampaikan bahwa dari data yang dimiliki Kemendukbangga/BKKBN, terdapat 8,6 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) dan target Genting adalah 1 juta KRS yang akan berfokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) karena penanganan stunting harus dilakukan dengan pencegahan stunting itu sendiri, dimulai dari masa pranikah, hamil, hingga usia anak 2 tahun.

“Dalam periode inilah, Makanan Bergizi Gratis (MBG) hadir untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” Menteri Wihaji menambahkan, “Itu faktor yang luar biasa menurut saya, negara hadir, pemerintah hadir, Pak Prabowo sangat bijak tentang kondisi lapangan ini. Harapannya, MBG ini akan menjadi salah satu solusi untuk menangani stunting.”

Senada dengan pernyataan Menteri Wihaji, Deputi Promosi dan Kerja Sama Badan Gizi Nasional (BGN), Dr. Drs. Nyoto Suwignyo, M.M, menyampaikan bahwa ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita termasuk dalam kelompok sasaran MBG.

“MBG termasuk menyasar nutrisi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita karena ini perlu mendapat perhatian baik untuk kepentingan stunting maupun kepentingan pertumbuhan berikutnya, dan membantu ekonomi keluarga,” ujar Nyoto, dikutip dari VOI.

Nutrisi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita ini merupakan salah satu jenis intervensi Genting berupa pemberian makanan lengkap siap santap atau kudapan yang kaya protein hewani dan kecukupan gizi untuk pencegahan stunting.

Menteri Wihaji memaparkan bahwa untuk nutrisi sudah didukung oleh BGN, yakni pemberian MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Sementara tugas Kemendukbangga/BKKBN adalah mendistribusikan.

“Karena tidak mungkin ibu hamil, ibu menyusui, dan balita dikumpulkan tiap hari. Kita punya Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang nanti mendistribusikan makanan ke lapangan,” jelas Menteri Wihaji.

Dalam paparannya, Menteri Wihaji juga menyampaikan intervensi Genting lainnya, yaitu non-nutrisi yang meliputi perbaikan jamban/MCK, rumah layak huni, akses air bersih, serta edukasi pencegahan (remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui).

“Untuk menu non-nutrisi, beberapa korporasi menyiapkan bantuan, misal air bersih. Kita sudah kerja sama dengan beberapa BUMN termasuk PTPN untuk menyiapkan bantuan air bersih karena penyebab stunting di beberapa kota adalah tidak ada air bersih, seperti di Papua Pegunungan dan sebagian NTT,” ujar Menteri Wihaji.

Disampaikan pula dalam paparan Menteri Wihaji, jumlah mitra atau orang tua asuh saat ini sebesar 20.181 orang, antara lain dari BUMN/BUMD, LSM/komunitas/perorangan, media, swasta, serta perguruan tinggi/akademisi.

“Orang Tua Asuh bisa berasal dari korporasi, perorangan, bisa KORPRI, tidak mengikat,” Menteri Wihaji turut mengajak KORPRI untuk berpartisipasi dalam Genting.

Ajakan Menteri Wihaji ini tampak seperti gayung bersambut karena sebelumnya Ketua Umum Dewan Pengurus KORPRI Nasional, Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH, MH, menyampaikan dalam Keynote Speech, diharapkan seluruh pengurus dan anggota KORPRI mendukung penanganan stunting dengan gerakan masif dari KORPRI.

Zudan menilai bahwa penanganan stunting merupakan program yang penting dan menjadi prioritas nasional yang harus ditangani bersama, tidak hanya menjadi beban Kemendukbangga/BKKBN.

“Pengalaman saya tiga kali menjabat (Pj) Gubernur di Gorontalo, Sulbar, Sulsel, kita perlu bergerak bersama,” Zudan menambahkan, “Dari KORPRI mendukung penuh upaya penanganan stunting ini.”

Melalui Genting ini, Menteri Wihaji berharap dapat menyelamatkan generasi bangsa, “Kira-kira begini semangatnya, menyelamatkan 1 manusia Indonesia sama dengan menyelamatkan 1 generasi,” pungkas Wihaji. {}