Berita Golkar – Partai Golkar terus menegaskan komitmennya terhadap nilai-nilai keislaman dan nasionalisme dengan menggelar Safari Ramadan di berbagai daerah. Kali ini, Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia dalam rangkaian kunjungannya di Jawa Timur menyambangi dua pesantren di Pasuruan serta berziarah ke makam pendiri Pesantren Tebuireng, Jombang.
Politisi Partai Golkar, M Shoim Haris, menyebut kunjungan ini bukan sekadar ajang silaturahmi, melainkan juga penegasan atas posisi Partai Golkar yang selalu beriringan dengan pesantren, kiai, dan santri.
“Partai Golkar merupakan partai inklusif yang menjunjung nilai toleransi, kemajuan, dan kesetaraan berdasarkan nilai religiusi. Maka datangnya Ramadhan adalah berkah, bahkan momentum untuk menegakkan prinsip keadilan dan spiritualitas,” ujarnya, dikutip dari JatimTimes.
Shoim Haris juga menekankan bahwa pesantren memiliki peran historis yang tak tergantikan dalam perjalanan bangsa. Menurutnya, pesantren bukan hanya tempat pendidikan bagi santri, tetapi juga menjadi benteng kultural, ideologi, dan politik dalam melawan kolonialisme Barat.
“Pesantren telah menjadi identitas besar dalam kultur Islam di Indonesia. Bahkan pesantren telah tertulis dalam sejarah bangsa ini adalah ikon bagi tumbuhnya nasionalisme Indonesia. Inilah komunitas awal yang melawan penjajah Belanda dengan segala tindakan dan kultur barat yang dibawanya,” tegasnya.
Ia menambahkan, Partai Golkar selalu menjaga kedekatan dengan pesantren karena memahami peran strategisnya dalam membangun moral dan intelektual bangsa.
“Kedatangan Ketum Bahlil ke pesantren seakan menegaskan kembali positioning Partai Golkar yang selalu tumbuh bersama pesantren, kiai, dan santri,” kata Shoim Haris.
Selain mengunjungi pesantren, Bahlil juga berziarah dan berdoa di kompleks pemakaman pendiri Pesantren Tebuireng yang juga merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Menurut Shoim Haris, NU memiliki peran besar dalam perjalanan bangsa Indonesia.
“Sebagai organisasi terbesar di dunia, NU telah berperan panjang dalam pembangunan nasionalisme, mempertahankan kemerdekaan, dan era mengisi kemerdekaan. Sampai saat ini NU tetap dinantikan kontribusinya dalam kesuksesan pelaksanaan demokrasi yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti peran penting dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu NU dan Muhammadiyah, dalam menjaga keberlangsungan NKRI.
“Sebagaimana kita pahami, setidaknya ada dua organisasi terbesar, yaitu NU dan Muhammadiyah, yang menjadi bantalan bagi berjalannya sistem negara Republik Indonesia. Kedua organisasi inilah yang biasa disebut dua sayap garuda yang mengepakkan sayap agar NKRI terbang tinggi,” kata Shoim Haris.
Menurut elit Partai Golkar itu, tanpa peran kedua organisasi ini, berbagai rencana pembangunan nasional akan menghadapi banyak kendala. “Tanpa dua organisasi ini (NU dan Muhammadiyah), semua rencana pembangunan akan banyak menghadapi kendala dan eksistensi NKRI dapat terkoyak,” imbuhnya.
Selain itu, Shoim Haris juga menegaskan bahwa Safari Ramadan ini memiliki makna lebih dalam, terutama dalam menjaga harmoni antara ulama dan umara. “Safari Ramadhan Ketum Bahlil ini juga memberi makna tentang harmoni relasi ulama dan umara yang memang sepatutnya dijaga,” katanya.
Baginya, hubungan erat antara ulama dan pemimpin bukan hanya penting untuk stabilitas nasional, tetapi juga demi keberkahan dalam pembangunan bangsa. “Bukan hanya untuk menjaga stabilitas nasional sebagai alas pembangunan, namun pemahaman barakah dalam bangsa religius ini menemukan makna mendalamnya,” ujarnya.
Shoim Haris menegaskan bahwa Partai Golkar ingin selalu mendapatkan keberkahan dalam setiap agenda pembangunan. “Ketum Bahlil dan Partai Golkar ingin selalu mendapatkan barakah bagi setiap agenda pembangunan, agar kesejahteraan dan keadilan tercapai dalam setiap program pembangunan,” pungkas Shoim Haris. {}