Walikota Kediri, Vinanda Prameswati Tinjau Langsung Rumah Tak Layak Huni Yang Akan Dibedah

Berita Golkar – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati mengecek kondisi rumah Rusmiati, 58, yang rusak parah. Derita perempuan asal Jl Letjen Suprapto, Kelurahan Burengan, Pesantren yang tinggal di rumah tak layak selama puluhan tahun itu membuat pemimpin muda tersebut turun. Dia menggandeng relawan untuk melakukan perbaikan.

Pantauan Jawa Pos Radar Kediri, rumah yang ditempati Rusmiati dan Teddy, 65, suaminya, hanya seperempat saja yang sudah berstruktur batu bata. Sisanya terbuat dari anyaman bambu dan kayu lapis atau tripleks. Sedangkan atapnya sudah banyak yang berlubang. Sehingga sering bocor saat musim hujan.

“Kami melakukan survei karena ini akan dilakukan bedah rumah. Harapannya dengan adanya upaya bedah rumah ini, bisa meningkatkan kualitas hidup bagi keluarga yang tinggal di rumah ini,” ujar Vinanda usai mengecek kondisi rumah Rusmiati, dikutip dari RadarKediri.

Berbeda dengan perbaikan rumah lainnya, perbaikan rumah perempuan yang bekerja sebagai buruh pasar ini akan dilakukan oleh beberapa relawan.

Mulai Relawan Suket Teki Nusantara (RSTN), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), serta beberapa komunitas di bidang sosial. “Kami bergotong royong untuk melakukan upaya bedah rumah,” sambungnya.

Selain rumah Rusmiati, diakui Vinanda masih banyak rumah tidak layak huni di Kota Kediri. Ke depannya, pemerintah—lanjut Vinanda—akan terus berupaya mengurai persoalan itu. Salah satunya lewat bedah rumah tidak layak huni. “Karena ini juga semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat Kota Kediri,” tandasnya.

Terpisah, Camat Pesantren Widiantoro mengatakan, rumah tidak layak huni di Kecamatan Pesantren memang masih ditemui hingga saat ini. Dia mencontohkan, tahun lalu beberapa rumah di antaranya mulai diperbaiki.

“Kemarin itu ada di Kelurahan Ketami. Ada beberapa rumah sempat diundang untuk acara peresmian setelah pelaksanaan kegiatan bongkarnya. Kalau tidak salah ada tiga rumah,” terangnya.

Selain itu, temuan rumah tidak layak huni juga ada di Kelurahan Pesantren. Di sana, ada satu unit rumah yang tahun lalu sudah diperbaiki.

Sementara itu, Rusmiati, 58, pemilik rumah mengatakan kerusakan rumahnya semakin parah selama beberapa tahun terakhir. Terutama atapnya yang sudah banyak titik bocor.

Hal tersebut menurutnya juga karena usia rumah yang sudah lebih dari 100 tahun. “Rumah ini katanya nenek dulu sudah ada 100 tahun memang. Ini kan dari Mbah Buyut. Cuma saya menempati ini baru 20 tahun,” paparnya.

Rusmiati mengaku sempat mengajukan agar rumahnya mendapat bantuan perbaikan. Namun selalu terkendala berkas administrasi. Kondisi ekonominya yang terbatas membuat dia tidak bisa berbuat banyak. “Ini kalau hujan nggak bisa ditempati memang,” ungkap perempuan yang suaminya bekerja sebagai penjual pentol itu.

Sementara rumahnya diperbaiki, dia dan keluarganya diizinkan mengungsi ke kantor PC Muslimat NU Kota Kediri. Kebetulan lokasinya tak jauh dari rumahnya. “Sementara disuruh tidur di situ selama ini masih diperbaiki,” tandasnya. {}