DPP  

Lintang Fisutama Beber 3 Alasan Kinerja Erick Thohir Sebagai Ketum PSSI Patut Diapresiasi

Berita GolkarPolitisi muda Partai Golkar, Lintang Fisutama mengapresiasi kinerja Ketua Umum PSSI, Erick Thohir yang telah berhasil melakukan revolusi sepak bola Indonesia menjadi lebih maju dan modern dalam berbagai aspek.

Setidaknya terdapat 3 poin apresiasi yang disampaikan Lintang kepada Erick Thohir atas kinerjanya sebagai Ketua Umum PSSI. Pertama adalah terkait lolosnya Timnas ke Piala Dunia U-17. Menurut Lintang, kabar bahagia ini menjadi angin segar bagi regenerasi serta masa depan persepakbolaan di Indonesia.

“Dengan lolosnya Timnas U-17 ke Piala Dunia, Erick Thohir terbukti berhasil melakukan pembinaan bibit pemain Timnas kita. Ini jelas menjadi kebanggaan bagi kita. Tidak hanya itu, lolosnya Timnas U-17 tentu membawa optimisme tersendiri akan kondisi masa depan persepakbolaan nasional,” ujar Lintang Fisutama kepada redaksi Golkarpedia pada Minggu (13/04).

Selanjutnya, Lintang juga menyoroti sikap Erick Thohir terkait drawing Liga 4 yang dirasa janggal oleh publik. Sebelumnya dalam berbagai tayangan video di medsos, ada seorang pria berbaju Timnas Indonesia diduga melakukan tindakan tidak transparan saat mengambil undian. Pria itu terlihat seolah menyembunyikan tangan ke bawah meja sesaat sebelum membuka kertas hasil drawing, sehingga memunculkan spekulasi adanya manipulasi dalam proses tersebut.

Erick Thohir langsung bersikap tegas. Ia meminta agar proses drawing Liga 4 diulang dengan mekanisme yang transparan dan jujur tanpa harus menimbulkan pertanyaan publik. “Ini bisa mengindikasikan komitmen Pak Erick dalam mewujudkan ekosistem sepakbola yang sportif dan jauh dari mafia. Saya yakin, di tangan Pak Erick, ekosistem liga kita akan makin profesional,” tegas Lintang.

Terakhir adalah persoalan rivalitas suporter sepakbola yang makin kondusif. Seperti antara The Jakmania dan Viking atau antara The Jakmania dan Bonek yang pernah mengalami konflik berkepanjangan. Namun di masa kepemimpinan Erick Thohir, suporter sepakbola manapun bisa duduk di tribun mendukung klub jagoannya dengan aman. Bahkan apabila klub mereka bertandang ke kandang lawan.

“Mengikis rivalitas suporter itu bukan perkara mudah. Kita tahu betapa fanatiknya suporter kita terhadap klub sepakbola kesayangan mereka. Fanatisme berlebihan ini memunculkan radikalisme. Di masa Pak Erick Thohir, persoalan rivalitas ini bisa dipinggirkan. Kemarin kita lihat Bonek bisa ke GBK dengan aman. Mereka diterima dengan baik. Kultur sepakbola seperti ini lah yang kita inginkan untuk memajukan persepakbolaan nasional,” pungkas Lintang.