Berita Golkar – Dinamika internal Partai Golkar Sulsel menjelang Musyawarah Daerah (Musda) semakin memanas. Rencananya, Musda akan digelar pada Mei 2025 mendatang.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Idrus Marham menyampaikan peringatan tegas kepada seluruh kader. Mantan Menteri Sosial RI (2018) itu meminta kader menjauhi praktik politik yang mengusung calon titipan, karena dinilai bisa merusak marwah partai.
Menurut Idrus, Musda harus menjadi ajang memilih pemimpin yang lahir dari proses politik sehat, bukan hasil kompromi tersembunyi.
“Kalau ada kader yang maju hanya karena dibekingi atau dilindungi tokoh tertentu, itu bukan kepemimpinan yang sehat. Itu politik peliharaan, dan Golkar tidak boleh jadi panggung boneka politik,” tegas Idrus kepada wartawan, Senin (14/4/2025), dikutip dari TribunTimur.
Ia menilai, kader yang hanya ditopang kekuatan tertentu tanpa rekam jejak atau gagasan yang kuat akan membuat Golkar sulit bersaing di masa depan. Terlebih, peta politik di Sulsel kini semakin dinamis.
Karena itu, ia meminta kader menyadari bahwa saat ini Partai Golkar tengah bersaing dengan partai lain semakin ofensif. “Kalau kita hanya sibuk mempertahankan kuasa di internal, maka kita akan kehilangan arah,” tambahnya.
Idrus juga menyoroti kehilangan posisi Ketua DPRD Sulsel sebagai sinyal penting untuk evaluasi. Menurutnya, itu bukan hanya karena lawan lebih kuat, tapi juga karena kurangnya soliditas dan kepemimpinan visioner di tubuh Partai Golkar.
“Jangan sampai yang dibangun hanya benteng kekuasaan internal. Harus ada ide, program, dan tekad membesarkan partai. Itu baru pemimpin sejati,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya DPD II kabupaten/kota di Sulsel untuk berani bersikap independen dalam menentukan dukungan.
“Kalau misalnya ada perlindungan seperti itu, mestinya DPD-DPD di bawah harus berontak. Jangan malah ikut dalam gerbong itu kalau ingin maju,” tandasnya.
Idrus berharap seluruh kandidat yang muncul benar-benar memiliki kapasitas membesarkan Partai Golkar, bukan sekadar berebut kursi. “Ini bukan soal siapa dekat dengan siapa. Ini soal siapa yang mampu membawa Golkar kembali berjaya,” tutupnya. {}