Berita Golkar – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji menyebut angka prevalensi stunting atau tengkes menurun 2% dibandingkan tahun 2023. Wihaji yakin angka ini dapat terus menurun pada 2025 seiring berjalannya program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi kelompok tertentu.
“Stunting di negara kita adalah isu lama pasca reformasi dan terus bergulir di tahun 2021 diterbitkan Peraturan Presiden (Perpres) 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting. Terakhir data yang dirilis Menteri Kesehatan (Menkes) masih 20,1%. Artinya masih agak lumayan. Tetapi menurut bocoran Menkes nanti akan dirilis tapi secara publis belum, tahun 2024 itu sudah diangka 18,1%,” kata Wihaji dalam Newsline, Metro TV, Kamis (17/4/2025).
“Ini akan ditangani terus. Presiden dan Wapres berupaya melalui program MBG khusus ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non PAUD. Ini untuk mencegah tengkes dalam konteks asupan gizi. Saya yakin ini akan membawa perubahan lebih baik,” sambungnya, dikutip dari MetroTVNews.
Selain MBG, BKKBN memiliki program pemberantasan tengkes yaitu Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) yang berguna memperkuat dan menurunkan prevalensi tengkes.
“Kami memiliki tim pendamping keluarga yang bertugas mendistribusikan MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non PAUD. Tentu kami sudah mengevaluasi kinerja. Salah satunya penerima MBG tidak mungkin diterima setiap hari karena ibu hamil tidak mungkin datang setiap hari. Maka makanan itu diantar dan dipastikan sampai ke tangan penerima manfaat,” katanya.
“Selain pendataan dan menyampaikan makanan, kami perlu mengedukasi supaya penerima MGB-nya tepat sasaran,” tambahnya.
WHO menegaskan Hari Kesehatan Sedunia dirayakan tanggal 7 April 2025. Kampanye disiarkan sepanjang tahun untuk kesehatan ibu hamil dan bayi yang baru lahir. Kampanye tersebut bertajuk Healthy Begnings Hopeful Futures atau Awal yang Sehat Masa Depan Penuh Harapan.
Dengan kampanye ini, diharapkan bisa mendorong negara-negara dan komunitas kesehatan untuk juga ikut meningkatkan upaya mengakhiri kematian terhindarkan ibu dan juga bayi yang baru lahir serta memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang untuk perempuan.
Upaya pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memastikan asupan gizi yang cukup pada ibu hamil dan anak terutama di 1.000 hari pertama kehidupan. Sebab sejak dalam kandungan sampai dengan usia dua tahun merupakan masa keemasan seorang anak.
Melalui penimbangan dan pengukuran berat badan secara rutin sebulan sekali di posyandu, maka balita bisa dipantau tumbuh kembang sesuai usianya. Jika ditemukan kelainan pada pertumbuhan si kecil bisa segera mendapatkan perawatan yang tepat sejak dini.
Selain itu balita juga akan diberikan imunisasi dan vaksinasi dari 0 sampai 18 bulan di posyandu. Sebab keterlambatan imunisasi dapat menyebabkan balita rentan terhadap penyakit.
Usia pemeriksaan bayi dan balita akan mendapatkan pemberian makanan tambahan (PMT) guna membantu memenuhi gizi balita. {}