Usai Pelajar Digendong Lintasi Sungai, Bupati Kuningan Dian Rachmat Instruksikan Bangun Jembatan di Desa Cipedes

Berita Golkar – Bupati Kuningan, H Dian Rachmat Yanuar bergegas turun ke lokasi daerah aliran sungai. Hal itu setelah sebelumnya, petugas TNI – Polri bareng warga melakukan bantuan terhadap pelajar yang hendak menyebrangi sungai untuk pergi menuju sekolah.

Diketahui bantuan dilakukan alat pengaman negara itu bentuk kepedulian terhadap lingkungan masyarakat.

“Alhamdulillah, akhirnya Bupati bisa turun dan melihat kondisi langsung,” kata Maman salah seorang warga Desa Cipedes tadi, Kamis (16/4/2025), dikutip dari TribunCirebon.

Sementara, Bupati Kuningan, H Dian Rachmat Yanuar mengungkap sangat prihatin dengan kondisi lingkungan.

“Saya sangat prihatin, nanti pasti dibangunkan jembatan sebagai akses penghubung dan kebutuhan warga,” kata Bupati Dian.

Bentuk pembangunan ke depan, kata Bupati mengungkap pembangunan berencana dengan konsep jembatan gantung. “Alhamdulillah kebetulan ada donatur dan pemerintah akan segera bangun jembatan gantung nanti ya,” katanya.

Daerah aliran sungai yang terdapat di kawasan perbatasan antara Desa Cipakem, ini masuk Kecamatan Maleber dan sebelahnya, merupakan Desa Cipedes masuk Kecamatan Ciniru.

Berita sebelumnya, anak buahnya terlibat dalam aksi sosial saat mengantarkan pelajar SD dengan cara menggendong hingga melintasi daerah aliran sungai di Desa Cipedes, Kecamatan Ciniru, Dandim 0615/ Kuningan Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan langsung memberikan tanggapan.

“Adanya anggota kami terlibat bantu pelajar nyebrang sungai. Ini merupakan contoh nyata dari peran TNI dan Polri sebagai pelindung rakyat, bukan hanya dalam konteks pertahanan dan keamanan negara, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari,” kata Dandim Kuningan Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan saat memberikan keterangan kepada Tribun, Kamis (16/4/2025).

Selain itu, Dandim Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan mengatakan, harapan kehadiran petugas TNI – Polri dapat memberikan rasa aman dan kepedulian terhadap akses pendidikan anak-anak di daerah terpencil. ”

Harapan komitmen sebagai prajurit, tentu sikap kepedulian ini menjadi prioritas pengabdian. Terlebih di saat infrastruktur belum sepenuhnya memadai, aksi seperti ini menjadi simbol solidaritas dan kemanusiaan,” katanya.

Di samping itu, Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan menyebut, semoga tindakan mulia ini menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk bersama-sama memperjuangkan akses pendidikan yang lebih layak dan aman bagi generasi penerus bangsa.

“Tindakan prajurit semoga menjadi inspirasi dan motivasi kalangan dalam berbuat baik. Terutama dalam perjuangan pendidikan generasi penerus bangsa,” ujarnya.

Terpisah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kuningan, U Kusmana mengatakan jumlah pelajar yang melintasi daerah aliran sungai itu sebanyak 90 pelajar. “Jadi ada 90 pelajar yang nyebrang sungai itu untuk menuju sekolah,” katanya.

Kemudian diketahui, U Kusmana mengklaim bahwa jumlah 90 pelajar itu terdiri 60 pelajar madrasah ibtidaiyah dan 30 pelajar SD.

“Secara detail diketahui dari 90 pelajar itu 30 sebagai pelajar SD. Yang merupakan warga Desa Cipedes bersekolah di Desa Cipakem. Sedang untuk 60 pelajar lainnya itu merupakan peserta didik di madrasah ibtidaiyah yang terletak di Dusun Cisalak masuk Desa Cipedes,” katanya.

Berita sebelumnya, sejumlah petugas TNI dan Polri serta dibantu warga, melakukan pertolongan hingga menggendong pelajar untuk melintasi daerah aliran sungai. Kejadian itu terjadi di Desa Cipedes, Kecamatan Ciniru, Kuningan.

Demikian hal itu dikatakan Kepala Desa Cipedes, A Nana Rusdiana saat memberikan keterangan kepada wartawan, Kamis (17/4/2025).

Nana, Orang nomor satu di Desa Cipedes, mengatakan pertolongan yang dilakukan para anggota polisi dan tentara yang bertugas di Koramil Ciniru, karena daerah itu tidak memiliki bangunan jembatan sebagai sebagai akses bagi para pelajar dan warga setempat.

“Jadi anak sekolah yang digendong, karena daerah tidak memiliki bangunan jembatan. Padahal, jembatan itu dibutuhkan untuk aktivitas warga Cipakem dan Cipedes, terutama pelajar yang daerah setempat,” katanya.

Alasan menggunakan jalan hingga melintas daerah sungai tersebut, Nana mengklaim bahwa jalur itu sangat mengefektifkan waktu atau jarak tempuh lebih cepat. “Ya, kenapa lewat sungai, karena kalau melewati jalan darat itu lama,” katanya. {}