Berita Golkar – Belakangan, aksi tawuran antar pelajar terjadi di beberapa kecamatan di Kabupaten Brebes. Fenomena tersebut mendapat sorotan dari Anggota DPR RI Agung Widyantoro. Agung mengaku prihatin dengan aksi tawuran antar pelajar yang terjadi di Kabupaten Brebes.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, aksi tawuran antar pelajar terjadi di wilayah Kecamatan Larangan. Beberapa hari kemudian, dua orang remaja di Kecamatan Banjarharjo diserang oleh sekelompok orang yang bersenjata tajam dan mengalami luka-luka.
Agung mengatakan, kemungkinan ada beberapa faktor yang melatarbelakangi aksti tawuran antar pelajar atau lainnya. Apalagi, di kalangan remaja seperti mereka , lanjutnya, msih mencoba menunjukkan jati dirinya. Dimana apa yang diperbuat merupakan bentuk aktualisasinya yang bermacam-macam.
“Memang kita prihatin (maraknya aksi tawuran antar pelajar, Red), hanya saja jangan salahkan dari satu sisi saja, tetapi akan lebih baik kalau kita cari akar masalahnya,” ungkapnya, Senin 2 Oktober 2023.
Politisi Partai Golkar ini menyebutkan, aksi tawuran antar pelajar yang terjadi saat ini merupakan perhatian semua pihak. Karenanya, dia meminta kepada pemangku kebijakan harus hati-hati, untuk mencari akar masalahnya. Semuanya harus terlibat supaya anak-anak remaja bisa menyalurkan kegiatan-kegiatan yang mereka sukai.
“Contoh, bila anak yang suka hobinya berantem, kita salurkan anak-anak ini kegiatan yang positif untuk masuk perguruan bela diri dan nantinya mereka bisa mengikuti kompetisi bela diri,” jelasnya.
Agung kembali menegaskan, aksi tawuran antar pelajar lantaran mereka ingin mencari jatidirinya dikhalayak ramai. Seperti ingin diakui dengan membuat konten yang kira-kira banyak yang nge-like banyak komen.
“Ini menunjukkan mereka ingin sebuah pengakuan, kemudian membuat kelompok atau geng yang dimuat di media sosial. Mereka merasa bangga tetapi akan lebih baik, bila kita cegah dengan menyalurkan mereka ke hal yang positif seperti panggung bela diri ataupun panggung kesenian bagi yang suka seni,” tegasnya lagi.
Agung meyakini bahwa pendidikan Pancasila sudah diterapkan dan ditanamkan guru-guru di sekolah. Jadi, kata dia, jangan menjustifikasi mereka kurangnya menerima pendidikan Pancasila.
“Konsep-konsep nilai-nilai Pancasila sudah diterapkan para pendidik di sekolah. Nah, tinggal bagaimana kita para pemangku kebijakan menyalurkan hobi mereka ke hal yang lebih positif,” ucpanya.
Disisi lain, Agung berharap para orang tua di rumah, supaya sering melakukan interaksi dengan putra-putrinya. Apalagi pendidikan di sekolah terbatas. “Peran keluarga sangat penting untuk perkembangan anak. Di sekolah para guru, saya berharap ajarkan keteladanan, tidak hanya mendoktrin mereka dengan keilmuan, namun juga dengan keteladanan,” pungkasnya. {sumber}