Sosok Hebat Ansar Ahmad, Pernah Jadi Tukang Cuci Bus Hingga Duduki Kursi Gubernur Kepri Dua Periode

Berita GolkarAnsar Ahmad menjadi simbol ketekunan, perjuangan, dan keberhasilan dari titik nol hingga dirinya kini bisa duduk sebagai Gubernur Kepulauan Riau selama dua periode. Lahir pada 10 April 1964 di Kota Kijang, Bintan, Ansar tumbuh dalam kesederhanaan, menyaksikan ibunya berjuang membesarkan lima anak seorang diri setelah sang ayah meninggal dunia ketika ia masih balita.

Kehidupan yang keras sejak kecil menempanya menjadi pribadi tangguh. Demi memperjuangkan kehidupan, ia rela bekerja sebagai tukang cuci bus, tukang bangunan, dan guru mengaji keliling. Hal itu dilakukannya untuk bisa bertahan hidup dan membiayai sekolah.

Kegigihannya dalam menimba ilmu agama membuatnya dikenal sebagai qori muda berbakat. Ansar sempat mewakili Kecamatan Tanjungpinang Timur dalam ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) saat remaja. Dengan bekal ilmu agama dan semangat tak kenal lelah, ia berhasil menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Universitas Riau, seluruh biayanya ditutup dari hasil mengajar mengaji.

Karir birokrasi Ansar dimulai dari bawah, sebagai pegawai di kantor pendapatan daerah Kepulauan Riau. Ia kemudian menjabat sebagai Kasubag Program Kerja Sekretariat Daerah Tingkat II Kepri pada 1994. Langkah besar politiknya dimulai ketika pada tahun 2000, ia terpilih sebagai Wakil Bupati Kepulauan Riau.

Ketika Bupati Huzrin Hood dicopot Mahkamah Agung pada 2003, Ansar ditunjuk sebagai penjabat bupati. Pada Pilkada Kabupaten Bintan 2005, ia berhasil menang dan resmi dilantik pada 10 Agustus tahun yang sama. Ia menjabat dua periode hingga 2015 dan membangun Bintan menjadi salah satu kabupaten wisata dan industri yang paling maju di pesisir Sumatera, dengan penguatan infrastruktur, pengembangan kawasan pariwisata berskala internasional, serta pelayanan publik yang terdesentralisasi hingga ke desa-desa.

Setelah gagal di Pilgub Kepri 2015, Ansar beralih ke jalur legislatif. Dalam Pemilu 2019, ia terpilih menjadi anggota DPR RI dari Dapil Kepri dengan suara tertinggi, mencapai 45.699 suara, dan menjabat di Komisi V yang membidangi infrastruktur dan transportasi.

Tahun 2020 menjadi momentum besar ketika ia mencalonkan diri sebagai gubernur bersama Marlin Agustina dan menang dengan 39,97% suara. Di periode pertamanya sebagai Gubernur Kepri, Ansar memperkenalkan berbagai program inovatif dan populis: mulai dari beasiswa pendidikan “Kepri Cerdas”, subsidi BPJS Kesehatan untuk nelayan dan masyarakat pesisir, hingga subsidi tiket pesawat dan kapal bagi warga pulau-pulau kecil.

Ia juga menurunkan angka stunting dari 20,2% menjadi 15,2% dalam waktu kurang dari tiga tahun, serta mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang sebagai pusat investasi baru yang menyerap ribuan tenaga kerja lokal.

Sebagai seorang teknokrat-politisi, Ansar juga mempercepat digitalisasi birokrasi dengan meluncurkan program Kepri Smart Province, menjadikan layanan publik lebih transparan dan efisien. Ia memperjuangkan realisasi jembatan Batam-Bintan, yang jika selesai dibangun akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia.

Selain itu, ia menggulirkan program listrik masuk pulau, pembangunan rumah sakit jiwa dan ketergantungan obat di Tanjung Uban, serta rumah singgah di Batam dan Jakarta untuk masyarakat Kepri yang sedang menjalani pengobatan. Ia juga memberikan perhatian serius terhadap pendidikan, mulai dari bantuan seragam dan SPP gratis untuk siswa SMA dan SMK negeri, beasiswa kuliah jenjang D3 hingga S1, sampai program beasiswa khusus bagi guru yang ingin melanjutkan studi ke Universitas Negeri Padang.

Visi Ansar selalu jelas: membangun Kepri dari pinggiran, menjembatani ketimpangan antara pulau besar seperti Batam, Tanjungpinang, dan Bintan dengan pulau-pulau kecil seperti Tambelan, Serasan, Midai, dan lainnya. Ia percaya bahwa keadilan wilayah harus menjadi fondasi pembangunan.

Maka dari itu, programnya selalu menekankan pada keberpihakan terhadap daerah tertinggal, memperluas jaringan air bersih, listrik, dan jaringan telekomunikasi hingga ke pulau terluar, serta mempercepat konektivitas melalui pelabuhan, bandara, dan subsidi transportasi.

Pada Pilkada 2024, Ansar kembali mencalonkan diri sebagai gubernur untuk periode keduanya, kali ini menggandeng politisi muda Partai Gerindra, Nyanyang Haris Pratamura sebagai calon wakil gubernur. Mereka diusung oleh koalisi besar yang terdiri dari 10 partai politik, termasuk Golkar, Gerindra, PKS, PAN, PKB, Demokrat, PPP, Perindo, Gelora, dan Partai Ummat.

Dalam pemilihan tersebut, Ansar dan Nyanyang keluar sebagai pemenang, menandai kemenangan bersejarah karena Ansar menjadi Gubernur Kepri pertama yang menjabat dua periode berturut-turut. Kemenangan ini tidak hanya mempertegas legitimasi politiknya, tetapi juga menunjukkan kepercayaan besar masyarakat terhadap kepemimpinannya yang konsisten, religius, dan terbukti.

Di periode keduanya, Ansar berkomitmen memperkuat program-program sebelumnya sambil menghadirkan inovasi baru, seperti integrasi data antar-pulau untuk optimalisasi layanan publik, pembangunan pelabuhan ekspor perikanan di pulau strategis, serta pemberdayaan ekonomi berbasis kelautan yang ramah lingkungan.

Ia juga akan memanfaatkan lahan-lahan terlantar untuk program ketahanan pangan dan pengembangan kawasan ekonomi hijau. Dengan komitmen pada efisiensi anggaran, Ansar menggaet investor dan pihak swasta untuk ikut serta dalam membiayai proyek pembangunan strategis di tengah keterbatasan APBD. Ia juga membangun sinergi kuat dengan pemerintah kabupaten/kota dan lembaga vertikal di pusat, agar arah pembangunan Kepri bisa bergerak serempak dan terintegrasi.

Kini, Ansar Ahmad tak hanya dipandang sebagai tokoh daerah, tetapi sebagai simbol kebangkitan anak kampung yang menembus batas. Dari seorang tukang cuci bus dan guru mengaji, ia menapaki jalan terjal menuju puncak kekuasaan dengan tetap menjaga nilai-nilai agama, integritas, dan keberpihakan pada rakyat kecil. Kepemimpinannya adalah narasi bahwa kerja keras, ketulusan, dan keteguhan bisa mengubah nasib siapa pun, bahkan dari tempat yang paling terpencil sekalipun.

Leave a Reply