Menteri Maman Abdurrahman Andalkan SAPA UMKM dan Digitalisasi Hadapi Ketimpangan Usaha

Berita Golkar – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman membeberkan strategi dalam menghadapi ketimpangan usaha di tengah tantangan zaman.

Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan Mata Lokal Fest 2025 persembahan Tribun Network, Menteri Maman memaparkan kerangka dan kebijakan Kementerian UMKM RI.

Saat ini, Kementerian UMKM dituntut memperkuat ketahanan ekonomi akar rumput (grassroots), meningkatkan daya saing produk lokal, dan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Setidaknya ada 57-76 juta unit usaha yang harus diberdayakan Kementerian UMKM agar naik kelas.

Menurut Maman, saat ini tantangan agar UMKM naik kelas adalah pembiayaan, dengan jumlah Usaha Mikro di Indonesia per tahun 2024 berjumlah 99,71 persen, Usaha Kecil 0,24 persen, dan Usaha Menengah 0,05 persen.

“Ini realitas, ada sebuah tantangan besar yang kita ingin terobos agar angka 99 persen bisa berkurang dan angka kecil dan menengahnya naik,” kata Menteri UMKM di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis (8/5/2025), dikutip dari TribunKaltara.

Menurutnya, perlu ada pengembangan kapasitas, transformasi digital, dan model bisnis inklusif, agar kehadiran UMKM mampu meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas dan berkontribusi bagi ekonomi yang berkelanjutan.

Kementerian UMKM tengah berupaya untuk mengintegrasikan seluruh informasi prospek dan potensi usaha ke dalam sebuah sistem, melalui Program SAPA UMKM.

“SAPA UMKM menjadi salah satu tools yang memverifikasi kategori usaha mikro, kecil, dan menengah serta siapa yang bisa dapat subsidi,” ungkap Maman.

Ia juga menilai perlu ada sertifikasi dan standarisasi berkelanjutan bagi UMKM. Tantangan ini, kata Menteri Maman, perlu diselesaikan dengan kolaborasi dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta.

“Tantangan ke depan kita tidaklah sesederhana. Problem yang ada memengaruhi bagaimana kita mengatasi dan memitigasi UMKM. Pertemuan kita di sini bisa membuat komunikasi antara kami pemerintah dan stakeholders yang ada,” kata Maman.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dan kehadiran semua stakeholder menjadi pendukung kesuksesan kerja pemerintah untuk meningkatkan target pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu dibutuhkan kolaborasi,” pungkasnya. {}