Sosok Hebat Hidayat Arsani, Saat Bayi Dibuang Ke Tong Sampah Hingga Kini Menjabat Gubernur Babel 2024-2029

Berita GolkarHidayat Arsani merupakan seorang pengusaha sukses dan politisi yang kini menjabat sebagai Gubernur Kepulauan Bangka Belitung untuk periode 2025-2030. Lahir pada 21 Agustus 1963 di Pangkalpinang, Bangka Belitung, kisah hidupnya memiliki begitu banyak pembelajaran tentang ketabahan dan keteguhan hati. Sejak dilahirkan hingga kini, Hidayat Arsani tak pernah tahu siapa orang tua kandungnya.

Beberapa saat setelah dilahirkan, ia dibuang ke tong sampah oleh orang tua kandungnya. Namun pertolongan Tuhan itu nyata, bayi nan malang itu diadopsi oleh pasangan Arsani dan Muhaya. Meski begitu, berbagai cobaan hidup tak henti mendera.

Hidayat tumbuh dalam lingkungan yang keras, jauh dari kemewahan yang kini ia nikmati. Dari masa kecil yang penuh tantangan hingga menjadi pengusaha besar, perjalanannya adalah bukti nyata bahwa tekad dan kerja keras dapat mengatasi segala keterbatasan.

Bagi Hidayat kecil, kehidupan bukanlah cerita tentang kue ulang tahun atau mainan mahal. Ia tumbuh dalam lingkungan yang keras, menjalani masa kecilnya dengan bekerja serabutan untuk sekadar membantu keluarganya bertahan hidup. Ia pernah menjadi penjual kue keliling, kuli bangunan, hingga pekerja tambang.

Bahkan, sebelum dikenal sebagai pengusaha sukses, Hidayat adalah seorang wartawan, pemilik media lokal Harian Rakyat Pos di Bangka Belitung. Pengalaman ini yang kemudian mengasah naluri bisnisnya, membentuknya menjadi sosok yang tangguh dan berani mengambil risiko. Ia tak pernah takut kotor, tak gentar melawan ombak, karena baginya, terjatuh adalah bagian dari belajar, dan takdir selalu bisa diubah dengan tangan yang tak menyerah.

Namun, kehidupan Hidayat tak hanya tentang perjuangan ekonomi. Ia juga menjalani perjalanan spiritual yang mendalam. Hidayat yang lahir dari keturunan Tionghoa, pada akhirnya memutuskan untuk memeluk Islam, menjadikan dirinya seorang mualaf. Keputusan ini bukanlah sekadar pilihan agama, melainkan sebuah langkah untuk menemukan kedamaian batin dan makna hidup yang lebih dalam.

Ia menyadari bahwa kekayaan materi tak akan pernah cukup tanpa keseimbangan spiritual, sebuah kesadaran yang kemudian mempengaruhi caranya memimpin, penuh empati dan kepekaan terhadap sesama.

Di dunia politik, Hidayat adalah kader senior Partai Golkar. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Bangka Belitung periode 2013-2017. Dalam periode ini, ia memperkuat posisi Partai Golkar di tingkat provinsi dengan menggalang dukungan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk kelompok nelayan, petani, dan pengusaha lokal.

Di tataran eksekutif, Hidayat pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung sejak 12 Mei 2014 hingga 12 Mei 2017. Pada Pilkada 2017, ia memutuskan maju sebagai calon gubernur Kepulauan Bangka Belitung. Sayang pada saat itu, Hidayat belum beruntung. Tetapi ia tak patah arang.

Setelah sempat gagal dalam Pilgub 2017, Hidayat kembali bangkit pada 2024 dan berhasil memenangkan pemilihan gubernur bersama wakilnya, Hellyana, dengan dukungan kuat dari Golkar serta beberapa partai besar seperti PDIP, PPP, dan PKS. Ia resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 17 April 2025, menjadikannya salah satu gubernur dengan latar belakang pengusaha yang berhasil meraih posisi politik tertinggi di daerahnya.

Setelah menjabat, Hidayat segera meluncurkan berbagai program kerja yang berfokus pada pemulihan ekonomi pasca-pandemi, peningkatan layanan kesehatan, dan reformasi sektor pertambangan.

Salah satu langkah pertamanya adalah mempercepat pemulihan ekonomi daerah melalui program 100 hari kerja yang menargetkan peningkatan kesejahteraan nelayan, penguatan ekonomi mikro, serta pembukaan akses pasar baru untuk produk unggulan Bangka Belitung seperti timah dan hasil perikanan.

Ia juga memperkenalkan inisiatif untuk memperluas wilayah pertambangan rakyat (WPR) yang memungkinkan masyarakat setempat terlibat langsung dalam industri tambang secara legal dan berkelanjutan.

Di bidang kesehatan, Hidayat memperluas akses layanan medis dengan memperkuat jaringan rumah sakit milik Arsani Group, termasuk Rumah Sakit Arsani, Rumah Sakit Muhaya, dan Rumah Sakit Almah.

Ia juga meluncurkan program ‘Sehat Babel’ untuk memastikan masyarakat di pelosok mendapatkan layanan kesehatan yang memadai tanpa harus menempuh perjalanan jauh ke kota. Selain itu, Hidayat mendorong pengembangan sekolah Islam seperti Sekolah Islam Al-Azhar Pangkalpinang untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkuat nilai-nilai moral generasi muda.

Kini, di usia yang mendekati senja, Hidayat tak hanya dikenal sebagai pengusaha kaya raya atau politisi berpengaruh, tetapi juga sebagai simbol harapan bagi mereka yang merasa terbuang, terlupakan, dan terpinggirkan. Ia berjanji hanya akan menjabat satu periode, cukup untuk meletakkan dasar bagi pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan rakyat.

Dalam pidatonya sesaat setelah Hidayat dilantik, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu, mengesampingkan perbedaan demi kemajuan bersama, karena baginya, takdir bukanlah sesuatu yang tak bisa diubah. Jika seorang bayi yang terbuang di tong sampah bisa bangkit menjadi pemimpin, maka tak ada alasan bagi kita untuk menyerah pada hidup.

Dan seperti pepatah lama yang mengatakan, “Tidak penting di mana kita memulai, tetapi di mana kita berakhir.” Hidayat Arsani telah membuktikan bahwa dari kegelapan, bisa lahir cahaya yang menerangi banyak jiwa. Ia bukan sekadar gubernur, tapi simbol perjuangan yang tak pernah berhenti, bukti bahwa dalam setiap kesulitan, selalu ada jalan untuk bangkit, selama ada keyakinan dan tekad yang tak pernah padam.

Leave a Reply