Berita Golkar – Partai Golkar tetap terbuka bila Wapres Gibran Rakabuming Raka ingin bergabung, meski ayah Gibran, Presiden ke-7 Joko Widodo, diisukan merapat ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Puteri Komaruddin menyatakan, Partai Golkar adalah partai politik yang terbuka bagi semua pihak karena tidak dimiliki oleh pihak-pihak tertentu.
“Ya, Partai Golkar kan selalu kita sebut partai yang terbuka. Kita tidak punya pemegang saham pengendali, quote and quote, selalu terbuka untuk politisi, birokrat, perempuan, laki-laki dari suku bangsa manapun,” ujar Puteri di kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Minggu (18/5/2025).
Oleh karena itu, Puteri menekankan, Partai Golkar terbuka apabila ada sosok petinggi negara yang ingin bergabung ke partai berlambang pohon beringin itu. “Jadi tentu, kalaupun ada petinggi-petinggi negara ini yang mau masuk Partai Golkar, kita selalu terbuka untuk itu,” ucap Puteri.
“Dan tentu doa yang terbaik kita juga untuk masa depan Partai Golkar ya,” imbuh dia.
Diberitakan sebelumnya, Jokowi dan putranya, Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep, masuk bursa calon ketua umum PSI. “Betul ada dua nama yang muncul dalam diskusi di internal partai kami, yakni antara para kader yang menyebut Pak Jokowi dan Mas Kaesang,” ujar Ketua DPP PSI, William Aditya Sarana saat dihubungi Kompas.com, Jumat (16/5/2025).
Pria yang juga menjabat Ketua Fraksi PSI DPRD Jakarta menyebut, nama Jokowi muncul dalam diskusi internal partai sebagai salah satu figur yang dianggap layak untuk memimpin PSI ke depan.
“Pak Jokowi adalah mentor bagi kami. Jadi, Pak Jokowi punya tempat istimewa di sini. Sehingga, wajar apabila namanya digaungkan oleh kader kami,” ujar William.
Sementara itu, Jokowi mengaku masih berhitung soal kabar ia akan menjadi calon ketua umum PSI. “Masih dalam proses perhitungan, semuanya kan meski dihitung, tapi ya nanti lah,” ujar Jokowi singkat sambil tertawa saat mengunjungi Desa Liang Melas Datas, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Jumat.
Namun, pada Rabu (14/6/2025), di Solo, Jokowi sempat menyinggung metode pemilihan yang menggunakan sistem e-voting yang disebutnya sulit. “Masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau nanti misal saya ikut, saya kalah,” ungkap Jokowi. {}