Berita Golkar – Bupati Batang M Faiz Kurniawan terus melakukan upaya meminimalisir permasalahan tersendatnya distribusi air bersih Perumda Sendang Kamulyan Batang ke pelanggan.
Dalam perkembangan terbaru, Pemkab Batang akan melakukan evaluasi terhadap manajamen, Sistem dan Pelayanan internal PDAM Sendang Kamulyan. Selain itu juga akan dilakukan pembenahan secara komprehensif baik terkait jaringan atau sumber mata air.
Untuk melakukan pembenahan teknis jangka panjang, terntunya Pemkab Batang tidak bisa sendiri.
“Saya masih merayu untuk investasinya sekitar Rp60 miliar dari provinsi, untuk membangun jaringan dan sumber mata air baru,” ungkap Bupati Faiz saat menjelaskan langkah konkret yang tengah diupayakan, dikutip dari AyoBatang, Minggu (18/5/2025).
Proyek tersebut melibatkan kolaborasi dengan PDAM Tirtamulya milik Provinsi Jawa Tengah untuk membangun jaringan pipa baru sepanjang 15 kilometer.
Selain itu, investasi tambahan sebesar Rp30 miliar dari PDAM Tirtamulya direncanakan untuk membangun jaringan dari Petanglong Regional di Warungasem sebagai upaya mendukung pasokan air bersih ke Batang Kota.
“Jadi totalnya Rp90 miliar rencana investrasi yang lagi kita upayakan ke PDAM Tirtamulya milik pemerintah Provinsi Jawa Tengah,jadi perlu diingat ya, ini tidak terkait APBD, tapi investasi Bisnis to Bisnis (B2B),”tukasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Air Minum Sendangkamulyan, Siswandi Hambali, mengakui adanya “gangguan besar” dalam distribusi air bersih yang disebabkan rusaknya sumber utama air bersih.
“Ini musibah besar. Bak penampungan dan instalasi intake air hancur dihantam batu dan pohon besar,” ungkap Siswandi, menggambarkan dampak banjir bandang yang terjadi dua bulan lalu.
Dari tujuh titik mata air yang dimiliki, lima di antaranya mengalami kerusakan parah. “Kerusakan begitu fatal, batu-batu besar menutup aliran air dan tak bisa digeser bahkan dengan alat berat,” jelasnya.
Akibatnya, kapasitas pasokan air dari Tuk Bismo yang semula mencapai 200 liter per detik, kini hanya mampu menghasilkan 160 liter per detik. Kekurangan 40 liter per detik inilah yang menjadi penyebab utama krisis air yang dirasakan warga.
Sebagai langkah sementara, Perumda mengandalkan Tuk Pagerukir dan Tuk Majapahit yang masih berfungsi, serta bantuan suplai air curah dari SPAM Regional Petanglong untuk wilayah Batang Kota.
“Kami minta maaf atas gangguan ini. Kami paham betapa sulitnya masyarakat tanpa air bersih, tapi kami pastikan perbaikan terus berjalan,” pungkas Siswandi.
Sebelumnya, pada Rabu (14/5/2025), Komisi II DPRD Batang bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas PUPR telah meninjau langsung lokasi kerusakan untuk mengevaluasi situasi dan merumuskan solusi. {}