Berita Golkar – Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengatakan masa depan wirausaha muda semakin menjanjikan dengan sebanyak 84 persen anak muda tertarik menjadi wirausaha dengan bisnis yang mengedepankan aspek ramah lingkungan.
“Berdasarkan data dari kami, ada 84 persen anak-anak muda tertarik pada bisnis yang ekonomi kreatif ini, di mana 58 persen memulai usaha untuk memperbaiki di sektor lingkungan, dan 56 persennya produksi pakaian ramah lingkungan,” kata Maman dalam sambutan pembukaan program Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (ASIK) di Jakarta, Senin (26/5/2025), dikutip dari Antara.
Maman mengatakan mayoritas pengusaha di sektor ekonomi kreatif di Indonesia saat ini berusia di bawah 40 tahun, dengan populasi generasi muda yang cukup besar, yaitu Gen Z kurang lebih sekitar 79 juta jiwa, sementara generasi milenial terdapat 69 juta jiwa.
Mereka memproduksi produk yang rendah karbon, serta mengembangkan sistem pengurangan limbah. Hal ini menunjukkan bahwa ekosistem kewirausahaan Indonesia semakin mengarah pada praktek bisnis yang lebih bertanggung jawab.
Sementara itu, Sistem Informasi Data Tunggal Kementerian UMKM mencatat, tahun 2024 ada sekitar 4,6 juta unit usaha dari sektor ekonomi kreatif dari total 13,4 juta UMKM yang terdaftar. Tiga subsektor terbesar di antaranya adalah kuliner dengan 3,2 juta usaha, fashion 720 ribu usaha, dan kriya 572 ribu usaha.
“Ini membuat sepanjang tahun 2024, nilai ekspor ekonomi kreatif meningkat signifikan, berkisar pada angka 396 triliun sampai 400 triliun rupiah, dan sektor ini mampu menyerap kurang lebih sekitar 12,5 juta tenaga kerja,” katanya.
Namun demikian, sebagian besar pengusaha UMKM masih berada pada tingkat usaha subsistem yang belum mencapai skala ekonomi, minim penggunaan teknologi, dan sangat rentan terhadap perubahan pasar dan disrupsi digital.
Ia juga menyoroti minimnya kebijakan politik maupun perhatian pemerintah terhadap intellectual property, yang bisa menjadi sebuah aset agar bisa dikapitalisasi untuk mendukung tumbuh kembangnya usaha para pegiat kreatif.
Tantangan ini yang menjadi peluang adanya kolaborasi lintas kementerian yang dilakukan Kementerian UMKM dengan Kementerian Ekonomi Kreatif salah satunya melalui inisiatif yang dilakukan oleh Kementerian Ekraf dengan program Asik.
“Mudah-mudahan dengan kolaborasi kita terhadap UMKM dengan Ekraf ini bisa semakin mendorong ke arah sana dan perhatian serta keberpihakan kita terhadap pegiat ekonomi kreatif bisa semakin lebih besar,” katanya.
Dalam program Asik, Kementerian UMKM akan mendukung dari sisi pembiayaan, pelatihan, dan akselerasi pasar domestik, serta dukungan dari Kementerian Perdagangan untuk menjangkau ekspor luar negeri.
Ia optimistis Indonesia selain menjadi pasar yang menggiurkan bagi produk luar, produk kreatifnya juga bisa bersaing di pasar domestik. {}