Makna Idul Adha Bagi Bamsoet: Perkuat Ikatan Persatuan dan Kebersamaan Masyarakat

Berita Golkar – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyampaikan Iduladha bukan hanya menjadi momen penting bagi umat Islam. Lebaran Haji ini menjadi panggilan untuk meneguhkan kembali semangat pengorbanan, solidaritas, dan persatuan bangsa.

Bamsoet menilai perayaan Iduladha menjadi cermin nyata dari gotong royong dan kepedulian sosial yang mampu menyentuh berbagai lapisan kehidupan.

“Iduladha bukan hanya sekadar perayaan agama, tetapi juga sebuah momentum yang sarat dengan nilai-nilai sosial. Momen ini mengingatkan kita untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan untuk selalu siap membantu sesama. Ketika kita bermanfaat bagi satu sama lain, kita tidak hanya merayakan ibadah, tetapi juga menguatkan ikatan persatuan dan kebersamaan dalam masyarakat,” kata Bamsoet dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (6/6/2025), dikutip dari Sinpo.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini memaparkan saat perayaan Iduladha, umat muslim biasanya melakukan penyembelihan hewan kurban. Hasil dari penyembelihan tersebut akan dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Menurut dia, kurban saat Iduladha tidak hanya merupakan ritual ibadah, namun juga sarana untuk membantu masyarakat yang kurang beruntung. Hal ini menunjukkan potensi aksi sosial yang terkandung dalam perayaan Iduladha dalam mengurangi kesenjangan sosial dan mendorong solidaritas di antara sesama.

“Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mencatat, terdapat sekitar 9,36 persen penduduk Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Di tengah realitas ini, momentum Iduladha menjadi peluang strategis untuk mendorong redistribusi kekayaan secara lebih adil, melalui distribusi daging kurban. Praktik ini tidak hanya berfungsi sebagai bentuk ibadah individual, tetapi juga sebagai sarana mempererat hubungan sosial antara yang mampu dan yang membutuhkan,” kata Bamsoet.

Bamsoet menambahkan perayaan Iduladha juga mengingatkan akan pentingnya empati dan kepedulian di tengah maraknya polarisasi sosial dan politik. Sebab, Iduladha mengajarkan pengorbanan bukan semata-mata tentang materi, tetapi juga tentang kerendahan hati untuk mengesampingkan ego dan merajut kembali simpul-simpul kebangsaan yang mulai mengendur.

Bamsoet mengatakan di tengah perbedaan pilihan politik, latar belakang etnis, dan status sosial, umat Islam dipersatukan dalam satu panggilan spiritual meneladani ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dan Ismail. Dia menyebut hal ini dapat menjadi narasi kuat untuk membangun Indonesia yang inklusif dan berbasis solidaritas sosial.

“Apalagi dalam situasi dunia yang semakin tidak pasti, kekuatan komunitas yang solid dan saling peduli menjadi aset penting. Di sinilah perayaan Iduladha memiliki nilai strategis sebagai katalisator pembentukan masyarakat yang kuat dan tangguh. Momen Iduladha harus menjadi pengingat bahwa keberagamaan sejati mesti terwujud dalam aksi sosial yang konkret dan menyentuh kehidupan orang lain,” tegas Bamsoet. {}