Berita Golkar – Meningkatnya fenomena kohabitasi atau kumpul kebo, yakni pria dan wanita yang hidup bersama seperti suami-istri tanpa ikatan pernikahan resmi, mendapat perhatian dari Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji.
Wihaji mengatakannya saat ditemui usai peringatan Hari Ulang Tahun ke-15 Generasi Berencana (Genre) di Antara Heritage Center, Jakarta Pusat, Jumat (13/6/2025). Ia menekankan, cara terbaik untuk merespons fenomena ini adalah melalui pendidikan dan penyadaran soal makna serta tahapan kehidupan.
“Saya meyakini karakter orang Indonesia berbeda, itu yang pertama. Yang kedua, memang kita perlu edukasi dan penjelasan kepada siapapun tentang siklus kehidupan, sehingga tidak ada yang perlu kita takuti,” katanya.
Menurut Wihaji, pernikahan bukanlah hal yang menakutkan. Negara telah menyiapkan berbagai dukungan bagi warga, mulai dari masa remaja hingga lanjut usia. Bahkan, sebelum menikah pun calon pengantin difasilitasi untuk mendapatkan bimbingan melalui program Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil (Elsimil).
“Maka kita harus edukasi, harus kita jelaskan tentang siklus kehidupan, dan itu (pernikahan) sebenarnya sesuatu yang biasa saja, karena itu percayalah, tidak perlu ditakuti dan dicemaskan, meski katanya biaya hidup mahal, sudah, yakinlah akan baik-baik saja,” ucap Mendukbangga, dikutip dari PikiranRakyat.
Ia juga meyakini bahwa ketika pasangan telah menjalani pernikahan dan menikmati perjalanan hidup berkeluarga, termasuk kebahagiaan memiliki anak, maka kesiapan menghadapi tanggung jawab rumah tangga akan tumbuh dengan sendirinya.
“Kita kan juga punya program namanya Elsimil, bekerja sama dengan Kementerian Agama. Di situ ada bimbingan pranikah, kemudian para calon pengantin kita beri penjelasan dan edukasi, juga saran dan rekomendasi dari kementerian kita bahwa perempuan lebih baik menikah di usia 21 tahun dan laki-laki 25 tahun,” ujar dia.
Bimbingan pranikah ini, menurutnya, bukan hanya membantu membentuk rumah tangga yang lebih terencana, tetapi juga menjadi salah satu strategi untuk menekan angka stunting dengan meningkatkan kesadaran pasangan usia subur mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. {}