Mendukbangga Wihaji Beber Peran Penting Tokoh Agama Libatkan Pernikahan Dini

Berita Golkar – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyebut pentingnya melibatkan para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk mengatasi permasalahan pernikahan dini.

Wihaji menegaskan, selain permasalahan air bersih, asupan gizi, dan sanitasi, pernikahan dini menjadi masalah serius yang perlu ditangani, dengan meningkatkan edukasi kepada para Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), pastor, pendeta, romo, kiai, maupun tokoh agama lainnya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat.

“Permasalahan-permasalahan lokal seperti pernikahan dini butuh melibatkan tokoh-tokoh lokal dan kepala daerah. Urusan-urusan keluarga seperti ini butuh tokoh-tokoh lokal, kiai, romo, pendeta, yang mungkin setiap hari melakukan pendekatan secara psikologis tentang pentingnya anak-anak muda agar jangan melakukan pernikahan dini, nanti bisa stunting,” kata Wihaji di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, Kamis (26/6/2025), dikutip dari Antara.

Menurutnya, pernikahan dini dapat mengancam masa depan pendidikan anak dan mengganggu sistem reproduksi. Untuk itu, diperlukan kolaborasi lintas lembaga karena pernikahan dini perlu melibatkan penanganan psikologis.

“Agak kompleks permasalahannya kalau pernikahan dini, dan salah satu yang hari ini kita lakukan adalah bagaimana kita membangun kolaborasi, tidak hanya lembaga, tetapi juga tokoh-tokoh masyarakat karena ini persoalan yang lebih ke psikologis, berdampak panjang pada pendidikan,” ujar dia.

Selain itu, menurutnya, dalam pengasuhan, peran sosok bapak sangat dibutuhkan dan perlu menjadi perhatian khusus, mengingat selama ini urusan keluarga 90 persen masih diserahkan kepada para ibu.

“Bapak-bapak terkadang hanya pelayanan ekonomi, padahal keluarga tidak hanya masalah ekonomi atau bagaimana memberikan uang kepada ibu atau istri, tetapi kepada anak juga butuh kehadiran seorang ayah sebagai contoh pemimpin, butuh pelayanan psikologis dan pendekatan yang lebih emosional,” ucapnya.

Ia menegaskan, karakteristik anak yang tangguh dibentuk oleh ayah, untuk itu, Kemendukbangga/BKKBN juga memiliki salah satu program terbaik hasil cepat atau quick wins yakni Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).

“Itu salah satu solusi buat kita supaya keluarga ini bisa bersama-sama dalam pengasuhan, tidak bisa hanya mengandalkan ibu-ibu untuk mengurus anak, dan kita tidak boleh hanya menyalahkan anak, karena anak itu tidak pernah bersalah, yang perlu kita bina adalah orang tuanya,” tuturnya. {}