Mendukbangga Wihaji Pamer Program GENTING Telah Jangkau 229 Ribu Anak Berisiko Stunting

Berita Golkar – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyatakan program Gerakan orang tua asuh cegah stunting (Genting) telah menjangkau 229 ribu anak asuh risiko stunting di seluruh Indonesia dan melibatkan 11 ribu orang tua asuh.

“Kita punya 11 ribu orang tua asuh per hari ini. Dari 11 ribu itu, sudah ada 229 ribu anak yang kita asuh di seluruh Indonesia. Semua dalam rangka (melibatkan unsur) pentahelix, keroyokan (gotong royong) untuk menciptakan generasi masa depan yang hebat, dimulai dari seribu hari pertama kehidupan yang akan kita dukung, yakni mulai ibu hamil hingga bayi di bawah dua tahun,” katanya di Kota Tangerang, Banten, Selasa (8/7/2025), dikutip dari Antara.

Wihaji mengemukakan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam rangka mengentaskan stunting, butuh kolaborasi dari semua pihak, termasuk pihak swasta untuk menjangkau keluarga risiko stunting dengan berbagai bantuan mulai dari pemberian asupan gizi seimbang, bedah rumah tidak layak huni, hingga perbaikan sanitasi.

“Ada program perbaikan rumah tidak layak huni, karena itu menjadi salah satu penyebab stunting, Yang tidak kalah penting, hari ini Kemendukbangga/BKKBN berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Tangerang dan Bank Negara Indonesia (BNI) memberikan bantuan berupa sembako selama enam bulan ke depan, setiap minggu sekali kepada 200 warga Kota Tangerang,” ujar dia.

Pemerintah, menurut dia, juga tengah berupaya mengintervensi keluarga berisiko stunting melalui program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) yang nantinya akan menyasar 82,9 juta anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, hingga balita di seluruh Indonesia.

“Memang hasil dari pembangunan sumber daya manusia ini butuh kesabaran, hasilnya tidak bisa instan, sekarang ini MBG masih mencakup enam juta sasaran se-Indonesia, nanti akhirnya 80 juta. Kami sudah kerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN), nanti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita akan dipercepat pemberian MBG-nya, oleh karena itu pemerintah tidak bisa bergerak sendiri, pelibatan orang tua asuh lewat kolaborasi dengan berbagai pihak ini bisa mempercepat,” paparnya.

Wihaji juga mengapresiasi capaian penurunan stunting di Kota Tangerang yang pada tahun 2024 ada di angka 11,2 persen, melampaui prevalensi nasional yang 19,8 persen.

Menurut dia, Kota Tangerang yang berdampingan dengan ibu kota memiliki keunggulan dari segi penanganan stunting, utamanya dari segi intervensi sensitif (tidak langsung).

“Tentu masyarakat perkotaan berbeda dengan masyarakat kabupaten atau pedesaan, karena memang satu, secara sebab itu sudah ter-cover, biasanya kan ada empat sebab, yaitu air bersih, asupan gizi, sanitasi, dan pernikahan dini, di wilayah perkotaan, keempat hal ini bisa dikontrol, maka kemungkinan besar lebih presisi dalam penanganan stunting di Kota Tangerang,” ucapnya.

Ia menyebutkan, target program Genting di tahun 2025 akan menyasar satu juta anak berisiko stunting, yang akan dikejar dengan kolaborasi dan gotong royong seluruh pihak.

“(Target) nanti kan satu juta, dalam beberapa waktu ke depan, ini sudah ada 229 ribu, kalau diuangkan itu sudah membantu Rp266 miliar, yang sudah didukung oleh orang tua asuh, kepada anak asuh, dan semuanya tidak lewat kementerian, langsung ke penerima manfaat, sehingga tidak ada masalah di kemudian hari, semua orang tua asuh itu langsung ke penerima manfaat,” tuturnya. {}