Presiden Brazil, Lula da Silva Peluk Hangat Menteri ESDM Bahlil Lahadalia

Berita Golkar – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia turut mendampingi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam Kunjungan Kenegaraan ke Brasilia, Brasil, Rabu (9/7/2025) waktu setempat.

Dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, isu energi bersih, ketahanan iklim, dan penguatan kerja sama bioenergi menjadi salah satu isu yang dibahas di tengah meningkatnya tantangan global terhadap transisi energi dan perubahan iklim. Sesaat setalah upacara penyambutan, kedua kepala negara saling memperkenalkan jajaran menteri masing-masing.

Dalam suasana hangat ada momen menarik ketika Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva memeluk Menteri ESDM Bahlil lahadalia, saat diperkenalkan oleh Presiden Prabowo. Suasana yang begitu cair ini ditangkap oleh wartawan yang meliput rangkaian kunjungan Presiden Prabowo ke Palacio do Planalto, Brasilia City, Brazil (9/7/2025), dikutip dari TVOneNews.

Sebelum melaksanakan pertemuan bilateral tersebut, Presiden Prabowo telah terlebih dahulu menghadiri rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang digelar di Rio de Janeiro, pada Senin (7/7/2025). Dalam sesi pertemuan yang mengangkat tema “Environment, COP 30, and Global Health”, dibahas sejumlah isu strategis yang mencerminkan urgensi kerja sama global di tengah krisis iklim dan tantangan sistem kesehatan dunia.

Sejalan dengan agenda tersebut, Bahlil menegaskan bahwa Indonesia melihat Brasil sebagai mitra penting dalam transisi energi. “Brasil telah membuktikan dirinya dalam pemanfaatan energi rendah karbon, pengalaman mereka menjadi referensi penting bagi Indonesia yang sedang mempercepat bauran energi bersih,” ujar Bahlil di sela-sela kunjungan.

Untuk diketahui, 88% pasokan listrik Brasil berasal dari sumber energi rendah karbon seperti tenaga air, angin, surya, dan bioenergi. Inisiatif Brasil dalam mengembangkan bioetanol dari tebu juga telah menjadikan negara tersebut produsen etanol terbesar kedua di dunia.

Model ini dianggap sangat relevan dengan rencana Indonesia yang saat ini tengah memperluas penggunaan biofuel, termasuk melalui pengembangan bahan baku baru.

“Pengembangan bioetanol merupakan bagian dari strategi nasional untuk menciptakan ekosistem energi yang berkelanjutan dan inklusif. Selain mendukung transisi energi dan membuka peluang ekonomi baru di daerah, langkah ini juga selaras dengan potensi kerja sama bersama Brasil yang telah memiliki pengalaman panjang dalam mengembangkan bioenergi,” jelas Bahlil.

Presiden Prabowo turut menggarisbawahi pentingnya pengalaman Brasil dalam pengembangan biofuel dan sektor pertanian yang terintegrasi. Menurutnya, inovasi Brasil dalam kedua bidang tersebut telah memberikan dampak nyata bagi perekonomian dan ketahanan energi, serta menjadi contoh berharga bagi Indonesia.

“Kami melihat keberhasilan anda (Brasil) dalam mengembangkan biofuel, dan saya pikir kami bertekad untuk mengejar kemajuan yang telah Anda capai,” ujar Presiden dalam pertemuan tersebut.

Komitmen Indonesia dalam memperkuat pemanfaatan bioenergi ditegaskan melalui penerbitan Peraturan Menteri ESDM Nomor 4 Tahun 2025 tentang Pengusahaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN). Aturan ini mengatur tata kelola biofuel, termasuk bioethanol secara komprehensif, mulai dari pengusahaan, distribusi, hingga pemanfaatannya di sektor transportasi, dengan insentif bagi pelaku usaha.

“Permen ini menjadi landasan penting bagi kita dalam memperkuat ekosistem bioenergi nasional. Kerja sama dengan Brasil di bidang teknologi, riset, dan peningkatan kapasitas sangat potensial untuk mempercepat implementasi kebijakan ini di lapangan,” lanjut Bahlil.

Dengan latar belakang perdagangan bilateral yang mencapai USD6,34 miliar pada 2024, momentum kunjungan ini diharapkan mampu memperdalam investasi dan transfer teknologi di sektor energi, mendukung misi transisi hijau, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis global dalam menghadapi perubahan iklim. {}