Mendukbangga Wihaji Apresiasi Kontribusi KLH Dalam Program Tamasya

Berita Golkar – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) Wihaji mengapresiasi langkah Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) yang ikut berpartisipasi dalam program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya). Dukungan ini memberikan dampak positif terhadap naiknya tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan Indonesia.

Apresiasi ini disampaikan Wihaji dalam acara penandatanganan dan penyerahan nota kesepahaman antara Kemenduk­bangga dan KLH terkait program Tamasya di Auditorium Ke­mendukbangga, Jakarta, Rabu (9/7/2025).

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Menteri Ling­kungan Hidup (atas keikutsertaan di program Tamasya). Harapannya, reproduksi ja­lan, pengendalian penduduk jalan, tetapi mereka juga bisa tetap bekerja. Terutama, mo­hon maaf Ibu-Ibu, perempuan-perempuan yang secara fakta Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)-nya masih ren­dah,” katanya, dikutip dari RakyatMerdeka.

Mantan Bupati Batang, Jawa Tengah, itu mengatakan, keter­libatan KLH/BPLH dalam pro­gram Tamasya sangat strategis karena mampu memperkuat upaya pemerintah dalam me­ningkatkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perem­puan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, TPAK perempuan mencapai 56,42 persen, jauh di bawah TPAK laki-laki yang sebesar 84,66 persen.

“Fakta itu menunjukkan perempuan masih terbebani tanggung jawab utama dalam pengasuhan anak, yang berdam­pak pada rendahnya partisipasi mereka dalam dunia kerja,” ujar Wihaji.

Melalui program Tamasya, lanjut dia, Pemerintah berupaya menghadirkan solusi konkret terhadap tantangan tersebut. Kehadiran tempat pengasu­han anak yang terjangkau dan berkualitas di lingkungan kerja diharapkan dapat membantu perempuan tetap produktif tanpa harus meninggalkan peran pengasuhan buah hatinya.

“Ini bukan soal bias gender, tetapi realita sosial yang perlu dicari jalan keluarnya,” kata Wihaji.

Wihaji juga memuji KLH/BPLH yang telah menjadikan program Tamasya sebagai salah satu indikator dalam penilaian Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER).

Menurutnya, langkah tersebut merupakan bentuk dukungan konkret agar sektor swasta tu­rut serta dalam menyediakan layanan pengasuhan anak bagi pekerja, khususnya perempuan.

“Dengan memasukkan Tamasya dalam indikator PROPER, dunia usaha kini me­miliki insentif untuk berperan aktif dalam mendukung perem­puan bekerja,” jelasnya.

Hingga saat ini, tercatat ada tujuh kementerian dan lembaga yang telah bergabung dalam pro­gram Tamasya. Yaitu, Kementerian Dalam Negeri, Kemen­terian Perlindungan dan Pem­berdayaan Perempuan dan Anak, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Agama, Kemendukbangga dan KLH/BPLH.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu berharap kolaborasi ini dapat terus berkembang, se­hingga target peningkatan TPAK perempuan menjadi 70 persen dalam beberapa tahun ke depan dapat terwujud.

“Anak-anak berhak mendapatkan pengasuhan yang baik dan perempuan juga berhak bekerja. Program ini hadir untuk menyeimbangkan,” terangnya.

Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq menyam­paikan, partisipasi pihaknya dalam program Tamasya meru­pakan bentuk komitmen lembaganya terhadap masa depan generasi muda dan pembangunan keluarga yang berkelanjutan.

Menurutnya, sebanyak 6 ribu perusahaan yang mengikuti penilaian PROPER saat ini di­wajibkan menerapkan prinsip-prinsip program Tamasya, sebagai salah satu komponen pe­nilaian kinerja lingkungan dan sosial mereka.

“Dengan memasukkan Tama­sya dalam PROPER, kami ingin memastikan, perusahaan turut berkontribusi dalam mencip­takan lingkungan kerja yang ra­mah bagi keluarga,” ujar Hanif.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu berharap, kerja sama antara KLH/BPLH dan Kemendukbangga dapat terus di­perkuat melalui kolaborasi yang inklusif dan berbasis semangat gotong royong. {}