Berita Golkar – Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta, Andri Santosa menyoroti terkait kenaikan anggaran subsidi untuk penumpang Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta oleh Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta.
Andri mengatakan, Dishub DKI Jakarta memberikan subsidi untuk penumpang LRT sebesar Rp31.000 tiap perjalanan. Para penumpang pun hanya membayar Rp5.000.
Namun, ia menilai, subsidi yang diberikan bukan Rp31.000 per orang, melainkan sekitar Rp240.000. Sebab, ia menilai hal tersebut tidak sebanding dengan jumlah penumpang LRT yang hanya mencapai 3.300 per hari.
“Nah kira-kira 3.300 per hari jika kemarin itu PSO-nya Rp298.000 sebelum adanya pengajuan penambahan untuk perubahan PSO itu saya hitung kurang lebih subsidi-nya itu Rp240.000-an bukan Rp31.000. Karena dengan target penumpang cuma 3.300 per hari,” kata Andri, dikutip dari Akurat.
“Itu lebih nggak masuk akal lagi dengan jumlah penumpang yang di average per harinya 3.300 jumlah penumpang per hari. Itu menjadi Rp427.000 Pak,” terangnya.
Menurutnya, LRT ini jadi lebih mahal daripada taksi premium. Sebab, taksi premium saja sekali ke bandara mungkin bisa mencapai Rp300.000-Rp400.000.
Untuk itu, Andri pun meminta agar Kepala Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo untuk mengkoreksi lebih lanjut terkait dengan anggaran subsidi penumpang LRT.
“Jadi menurut saya mohon dikoreksi Pak Kadis target yang kita mau subsidi per orang untuk naik LRT. Kalau dengan anggaran segini itu jumlah penumpang yang dilayani itu 3.300 per hari Rp1.225.243 berdasarkan laporan kemarin ketemunya jadi Rp427.000 per sekali naik kalau dia PP subsidi nya ke orang berarti bisa Rp900.000,” tukasnya.
“Jadi mohon dikoreksi ini yang LRT Pak apakah benar berdasarkan laporan yang kami terima setelah kita hitung ulang apakah subsidi nya per satu kali naik adalah Rp427.000,” pungkasnya. {}