DPP  

Pak Harto Tak Gila Kuasa, Sempat Tolak Jadi Presiden Lagi Sebelum Reformasi Karena Faktor Usia

Berita Golkar – Ekonom senior, Rizal Ramli memiliki cerita menarik dua tahun jelang lengsernya Soeharto tahun 1998. Dalam ceritanya, Soeharto diminta Amerika Serikat untuk tidak mencalonkan lagi sebagai presiden RI pada tahun 1998.

Soeharto yang pro terhadap Amerika Serikat kemudian mempertimbangkan opsi agar tidak maju lagi sebagai presiden RI.

“Amerika, pertengahan 96, Presiden Clinton, kirim mantan wakil presiden Mondel ketemu Pak Harto. Bilang ‘Pak Harto jangan maju lagi 98. Supaya Indonesia transisi ke demokrasi,” ungkap Rizal Ramli menyaksikan peristiwa itu, seperti diceritakan di Youtube Total Politik pada tayangan 19 Mei 2023.

Setelah dipikirkan, lanjut Rizal Ramli, Soeharto akhirnya menerima saran Amerika Serikat dan ingin fokus kepada keluarganya.

“Tapi, waktu itu Pak Harto setuju, sama Ibu Tien, sama anak-anaknya bilang ‘Ya, sudah lah. Kita gak usah. Bapak mau ngurus dan anak aja,” kata Rizal Ramli meniru ucapan Soeharto.

Sayangnya, keinginan Soeharto terbentur dengan partai Golkar yang tetap menginginkannya maju sebagai presiden RI. “Tapi ketua umum Golkar dan Golkar waktu itu tetap mau Soeharto terus. Nah, di rapat akbar Golkar di Pekanbaru teriakin Soaharto,” sambung Rizal Ramli.

Lebih lanjut, Rizal Ramli ingat, saat itu Soeharto sampai memelas agar tidak memberi amanah kepadanya lagi. Dengan alasan kondisi fisik dan usianya.

Bahkan diceritakan, Soeharto sampai terus memaksa agar jangan dimajukan lagi menduduki kursi orang nomor satu di Indonesia.

“Waktu itu Pak Harto sudah memelas, “Jangan saya lagi. Saya ini sudah top, tua, ompong, peok, pikun’. Bener-bener, Soeharto uda beging ‘Jangan gua lagi’,” tambahnya.

Sebagai seorang diri, Soeharto tak mampu membendung kehendak besar partai Golkar yang telah membesarkannya. “Tapi dikipas terus (oleh Golkar). Akhirnya Soeharto jatuh secara gak enak,” kenang Rizal Ramli.

Benar saja, Pada 11 Maret 1998, Soeharto dan BJ Habibie dilantik menjadi presiden dan wakil presiden RI. Itu artinya kekuasaan Soeharto berlanjut selama 32 tahun Soeharto di pucuk pemimpin tertinggi RI. {sumber}