DPD II  

Arik Sri Wahyuni Didorong Pimpin DPD II Partai Golkar Trenggalek

Berita Golkar – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kabupaten Trenggalek memastikan akan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) pada Agustus 2025 mendatang. Agenda tersebut dinilai penting sebagai bagian dari penguatan konsolidasi dan kaderisasi di tubuh partai berlambang pohon beringin.

Ketua DPD Partai Golkar Trenggalek, Arik Sri Wahyuni, yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Trenggalek, menyampaikan hal itu saat dikonfirmasi pada Kamis (31/7/2025). Ia menjelaskan, pelaksanaan Musda akan menyesuaikan jadwal bergilir dari DPD Golkar Jawa Timur yang baru saja melantik jajaran pengurusnya pada 25 Juli lalu.

“InsyaAllah Musda akan digelar bulan Agustus ini. Tapi kita masih menunggu penetapan tanggal resmi dari provinsi,” terang Arik, dikutip dari Afederasi.

Meski belum ada tanggal pasti, Arik memastikan bahwa Musda akan berlangsung sebelum masa berlaku SK kepengurusan DPD Golkar Trenggalek berakhir pada 30 Agustus 2025.

Dalam pelaksanaan Musda nanti, Arik menekankan pentingnya proses yang harmonis dan solid. Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar mekanisme pemilihan ketua dilakukan secara aklamasi untuk menghindari friksi internal yang bisa mengganggu stabilitas organisasi.

“Kami upayakan agar Musda berjalan secara aklamasi. Ini penting untuk menjaga kekompakan kader dan mencegah potensi perpecahan. Politik saat ini harus lebih dewasa,” ujarnya.

Lebih lanjut, Arik menegaskan bahwa Musda bukan sekadar seremoni politik, melainkan momentum strategis untuk memperkuat struktur partai melalui kaderisasi yang terukur.

“Siapa pun bisa mencalonkan diri sebagai ketua, asalkan memenuhi syarat sesuai AD/ART partai. Di Golkar tidak ada istilah pemimpin instan. Semua harus melalui proses panjang dan terstruktur,” tegasnya.

Syarat utama untuk mencalonkan diri di antaranya adalah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) aktif serta pengalaman minimal lima tahun dalam struktur kepengurusan partai.

Dalam forum Musda nanti, akan ada 17 suara yang memiliki hak pilih. Suara tersebut berasal dari unsur pengurus DPD kabupaten dan provinsi, organisasi sayap partai, serta organisasi masyarakat yang didirikan atau menjadi bagian dari Partai Golkar.

Arik menambahkan, pelaksanaan Musda yang demokratis dan terbuka bagi seluruh kader akan menjadi tolok ukur kematangan politik di internal Golkar Trenggalek. Ia sendiri membuka kemungkinan untuk kembali maju sebagai calon ketua, namun menegaskan keputusan itu tetap bergantung pada aspirasi dari akar rumput.

“Jika saya dikehendaki kembali maju, tentu akan kami sikapi secara bijak. Tapi semua berpulang pada dinamika dan dukungan dari bawah,” pungkasnya. {}