Berita Golkar – Badan Legislasi DPR (Baleg) sedang cermat membahas penyusunan Rancangan Undang-Undang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (RUU BPIP). Langkah ini untuk menguatkan kewenangan BPIP, yang selama ini hanya berpijak pada Perpres Nomor 7 Tahun 2018.
Hal tersebut juga didukung oleh Wakil Ketua Komisi XIII DPR Dewi Asmara. Dia mengusulkan BPIP kelak menjadi kementerian agar bisa maksimal dalam membumikan Pancasila.
“Ya, jadi urgensi BPIP naik kementerian,” usul Dewi saat dijumpai Pers Mahasiswa Diamma Moestopo (Beragama), di tengah acara Penguatan Relawan Gerakan Kebajikan Pancasila di Desa Ciwaru, Ciemas-Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (1/8/2025), dikutip dari RakyatMerdeka.
Putri Menteri Kehakiman era Orde Baru Oetojo Oesman itu mengingatkan, Pancasila penting menjadi pedoman karena bangsa ini sedang membangun masyarakat ekonomi sejahtera, Indonesia Emas 2045. Jangan sampai, semangat itu menjadi Indonesia Cemas.
“Analisanya, tingginya pertumbuhan tingkat ekonomi tidak menjamin tingginya pemahaman budaya luhur daripada identitas jati diri Pancasila itu sendiri kepada masyarakat. Jadi, harus berimbang antara mengamalkan Pancasila, dengan teknologi, maupun serapan budaya luar,” tutur Dewi.
Nah, jika nanti BPIP menjadi kementerian atau apapun namanya, itu bakal meningkatkan public awareness. Dewi mencatat, generasi muda saat ini kekurangan literasi-literasi mengenai Pancasila. Sehingga mereka membutuhkan ruang kritis. Disinilah butuh kehadiran BPIP yang lebih kuat dan lincah. Untuk berkoordinasi dengan seluruh stakeholders Pancasila.
“Harus menjadi kementerian, yang memiliki semua aspek dari pusat sampai ke daerah,” katanya. “Misalnya dalam hal akademis. Kurikulernya bukan ajar-mengajar saja, tapi bagaimana kita bisa menjadikan Pancasila ini sebagai jati diri bangsa,” tandas politisi Partai Golkar itu.
Di tempat yang sama, Kepala BPIP Yudian Wahyudi menekankan betapa pentingnya Pancasila hadir dalam kehidupan sehari-hari. “Gotong royong membangun desa, toleransi beragama, dan kejujuran berdagang adalah wujud konkret Pancasila,” seru doktor jebolan McGill University, Montreal-Kanada itu.
Dalam kesempatan tersebut, Yudian juga menawarkan beasiswa bagi anak-anak para nelayan di pesisir pantai Palangpang, Ciwaru. “Iya, ini ada beasiswa yang saya berikan secara pribadi. Untuk anak-anak nelayan yang kurang mampu atau yatim piatu,” ungkapnya.
Diketahui, Yudian telah mendirikan Pondok Pesantren Nawesea, Sekolah Sunan Averroes dan SMA Santri Pancasila di Yogyakarta. Semua aspek akademisnya memadukan Al Qur’an, Pancasila serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).
Adapun Deputi I BPIP Prakoso mengatakan, dialog ini selaras dengan misi Asta Cita pemerintahan Prabowo-Gibran. Khususnya misi pertama, Penguatan Ideologi Pancasila, Demokrasi, dan Hak Asasi Manusia (HAM).
“Pancasila tidak boleh hanya menjadi kenangan sejarah. Ia harus menjadi warisan hidup yang menjaga persatuan bangsa,” selorohnya.
Hadir pula dalam acara, Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Ujang Abdurrohim Rochmi, perangkat desa, tokoh agama, tokoh adat, dan warga setempat. {}