Berita Golkar – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menunjukan kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ridwan Kamil mendampingi Jokowi dalam uji coba LRT hingga rapat terkait transportasi publik Bandung Raya, Kamis (3/10).
Kemudian, orang nomor satu di Jawa Barta itu juga menemani presiden pada peresmian jalan Tol Bocimi Seksi II Cigombong – Cibadak di Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jumat (4/8).
Menariknya, saat peresmian tol Bocimi Seksi II Ridwan Kamil menunjukan sikap penghormatan pada Jokowi yang memuji prestasi investasi Jawa Barat. Pengamat Politik UPI Prof Karim Suryadi mengatakan, momen kedekatan Jokowi dan Ridwan Kamil belum bisa disimpulkan sebagai sinyal dukungan atau endorsement Cawapres 2024.
“Meski tidak bisa dipungkiri itu sebagai tanda keduanya ada dalam satu frekuensi. Momen kedekatan Jokowi dan RK bukan kali ini diperlihatkan keduanya. Bahkan RK sudah masuk radar Presiden ketika mengidentifikasi nama-nama yang potensial memimpin IKN,” kata Karim dalam keterangan tertulisnya , dikutip Sabtu (5/8).
Menurutnya, Jokowi akan bersikap realistis pada posisi Ridwan Kamil yang saat ini sudah berada di Partai Golkar. “Maju tidaknya RK dalam bursa wapres bergantung kepada keputusan Partai Golkar dan kerja sama politik yang dibangun partai beringin,” tuturnya.
Namun, Karim menilai cairnya hubungan dan chemistry Jokowi bersama Ridwan Kamil menjadi modal elektoral yang penting. “Faktor ini menambahkan kekuatan RK jika dipasangkan dengan capres mana pun. RK akan memberi keseimbangan tiket, baik dari sisi karakter, kompetensi, maupun basis elektoral,” ujarnya.
Persoalan utamanya menurut Karim adalah ke mana arah bandul politik Partai Golkar berayun, mengingat sebagai bagian dari elemen Partai Golkar, sulit bagi Ridwan Kamil mengambil langkah politik di luar mandat partainya.
Karim menilai, Partai Golkar perlu mempertimbangan hubungan Jokowi dan Ridwan Kamil yang sangat baik sebagai bagian dari strategi Pilpres 2024.
“Chemistry yang terbangun dengan Jokowi akan menjadi potensi elektoral yang bagus. Potensi ini menjadi kekuatan politik nyata jika kongruen atau sama persis baik dalam hal bentuk dan juga ukuran dengan sikap dan keputusan politik Partai Golkar,” katanya. {sumber}