Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan proses Indonesia mentransformasikan ekonomi berbasis komoditas menjadi pemain kunci dari rantai pasok global. Salah satunya melalui hilirisasi.
Hal ini disampaikan Airlangga saat menjadi pembicara dalam Indonesia Connect by Liputan6. Dia menuturkan, diskusi lintas sektor yang dikemas ini menunjukkan strategi Indonesia ke depan.
“Jadi tadi sudah dilakukan diskusi dan di ujung daripada diskusi mengenai hilirisasi ini adalah sebuah kebijakan yang merupakan visi strategis Indonesia untuk mentransformasi Indonesia dari ekonomi berbasis komoditas menjadi pemain kunci dalam rantai pasok global,” ungkap Airlangga, ditulis Sabtu (23/8/2025).
Dia menegaskan, arah kebijakan tadi mendorong Indonesia untuk menguasai teknologi, inovasi hingga research and development (R&D). Hilirisasi masuk dalam agenda R&D guna meningkatkan nilai tambah bagi negara dan perekonomian.
“Dan ini salah satu juga terintegrasinya antara hilirisasi dengan energi baru terbarukan. Karena saat sekarang komoditas itu akan diminati kalau dia bahan bakunya hijau, energinya green,” katanya.
Airlangga menegaskan, banyak negara kini melirik pada sektor ini. Maka Indonesia harus segera mengambil peran sejak awal.
“Jadi apapun yang kita hadapi, apalagi ke depan non tarriff barrier terhadap green energy ini tinggi, Eropa akan menerapkan yang namanya Carbon Border Adjusted Mechanism (CBAM), sehingga kalau kita tidak mulai dari dalam negeri sendiri, malahan produk kita nanti akan kena penalti,” beber dia.
Hilirisasi Mineral RI
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut ekosistem hilirisasi mieral di Indonesia sudah lengkap. Termasuk pemanfaatan tembaga hingga nikel yang diolah menjadi baterai kendaraan listrik.
Dia menjelaskan, Indonesia sudah menjadi pemain utama dalam sektor mineral kritis sejak 1967. Misalnya, tembaga yang dibutuhkan oleh banyak industri, termasuk kendaraan listrik.
“Tidak ada produksi elektronik, produksi semikonduktor, ekosistem EV termasuk baterai tanpa copper. Dan itu juga tidak ada electric vehicle dan tidak ada space technology tanpa copper. Sehingga kita salah satu yang sudah menjadi unggul di copper,” kata Airlangga dalam Indonesia Connect by Liputan6, ditulis Sabtu (23/8/2025).
Tak berhenti di situ, Indonesia juga fokus dalam hilirisasi nikel sehingga menghasilkan nilai tambah tinggi. Beberapa industri yang menyerap adalah stainless steel hingga baterai kendaraan listrik.
Airlangga memberikan bukti kalau hilirisasi nikel berhasil memberikan nilai tambah. Nilai ekspor nikel pada 2017-2018 dihitung sebesar USD 4 miliar. Pasca hilirisasi nilainya naik berkali lipat jadi USD 30 miliar.
“Jadi itu jelas-jelas merupakan nilai tambah dari segi nikel sendiri 2017-2018 eksportnya USD 4 miliar, sekarang sudah mendekati USD 30 miliar,” ungkap dia.
Produksi Emas
Selain itu, Airlangga menyoorti pula lanjutan proses dari tembaga menjadi copper cathode hingga copper ore. Produk lanjutannya bisa menghasilkan hingga 70 ton emas.
“Kemudian dari segi koper, tadi bicara copper cathode, sudah diproduksi salah satu yang terbesar ada di Gresik, bisa mengolah 3 juta copper ore. Dan dari situ juga keluar fit selain copper cathode juga precious metal refinery bisa memproduksi 70 ton emas,” tuturnya.
“Dan ini 70 ton emas sebelumnya nggak pernah. Sehingga ini juga bernilai tinggi, sehingga dengan demikian ekosistem kita di hilirisasi itu sebetulnya sangat lengkap,” tandas Airlangga. {}