DPP  

4 Arahan Bahlil Lahadalia untuk Legislator Partai Golkar: Jangan Flexing Hingga Hadir di Tengah Rakyat

Berita Golkar – Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia memberikan pengarahan kepada para Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI dalam rapat pleno yang digelar di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa sore.

Dalam arahannya, Bahlil menekankan pentingnya sensitivitas politik dan sosial seluruh legislator Partai Golkar, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Pengarahan itu kemudian disampaikan kembali kepada publik oleh Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI yang juga Sekjen Partai Golkar, M. Sarmuji.

“Gelombang protes dan demonstrasi masyarakat di sejumlah daerah dalam lebih dari sebulan terakhir harus menjadi alarm bagi kita semua. Rakyat sedang menyampaikan kegelisahannya. Anggota DPR sebagai wakil rakyat wajib peka, hadir, dan mencari solusi nyata,” ujar Bahlil, sebagaimana disampaikan kembali oleh Sarmuji, Rabu (10/9/2025), dikutip dari Tribunnews.

Bahlil juga menyinggung tragedi yang menimpa Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang tewas setelah terlindas kendaraan taktis Brimob Polri saat aksi unjuk rasa, serta jatuhnya korban lain di sejumlah daerah.  Menurutnya, itu adalah isyarat bahwa ada keresahan sosial yang tidak boleh dipandang sebelah mata.

“Partai Golkar harus berdiri di sisi rakyat, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan kerja nyata dan keberpihakan dalam kebijakan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Sarmuji menyampaikan empat pokok arahan Bahlil Lahadalia kepada para legislator, diantaranya;  Pertama, kepekaan terhadap aspirasi rakyat. Setiap legislator Golkar wajib menjadikan suara rakyat sebagai kompas utama dalam bekerja.

“Kita tidak boleh abai. Setiap jeritan, setiap keluhan, harus masuk dalam radar kita dan ditindaklanjuti secara politik maupun kebijakan,” kata Sarmuji menirukan arahan Bahlil.

Kedua, orientasi anggaran untuk kesejahteraan. Bahlil menegaskan bahwa tugas utama anggota DPR/DPRD dari Partai Golkar adalah memastikan alokasi anggaran negara berpihak pada kepentingan rakyat.

“Golkar tidak boleh terjebak pada politik elitis. Anggaran negara bukan untuk memperbesar birokrasi, melainkan untuk memperbesar manfaat langsung bagi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Ketiga, kesederhanaan dan integritas. Bahlil memberi penekanan khusus agar legislator Golkar menjauhi sikap pamer kekayaan atau gaya hidup mewah.

“Kita tahu, banyak di antara kader Golkar adalah pengusaha sukses, orang yang mapan secara ekonomi. Namun, di ruang publik, jangan pernah flexing. Di tengah keresahan rakyat, sikap itu akan melukai, bahkan bisa memperlebar jarak dengan konstituen,” terangnya.

Sedangkan, yang keempat, kehadiran di tengah masyarakat. Legislator Golkar harus lebih sering turun ke masyarakat dan terlibat dalam aktivitas sosial.

“Politik bukan hanya rapat dan sidang di gedung parlemen. Politik adalah hadir di lapangan, di tengah rakyat, menyapa, mendengar, dan memberi solusi,” jelasnya.

Menutup arahannya, Bahlil menegaskan pentingnya wajah politik Golkar yang rendah hati, membumi, dan berpihak pada rakyat.

“Gelombang protes akhir-akhir ini harus menjadi cermin sekaligus pengingat. Golkar tidak boleh terjebak dalam simbol kemewahan dan birokrasi, tetapi harus menjadi jembatan aspirasi rakyat. Itulah yang akan menjaga kepercayaan masyarakat kepada Golkar,” tandas Sarmuji menyampaikan pesan Bahlil itu. {}