Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae menegaskan bahwa keluhan masyarakat terkait kualitas layanan jalan tol, khususnya ruas Tol Cipali, sudah menjadi perpetual complaints atau keluhan yang terus berulang.
Hal itu disampaikan Ridwan saat memimpin pertemuan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI dalam rangka meninjau ruas Tol Cipali, di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jumat (12/9/2025).
Ridwan menyebut, sejumlah keluhan yang kerap muncul di antaranya kemacetan dan tingginya angka kecelakaan, perkerasan jalan yang tidak rata bahkan berlubang hingga menimbulkan genangan air, kurangnya fasilitas keselamatan seperti rambu lalu lintas dan lampu jalan, lambatnya transaksi di gerbang tol, serta pertolongan pertama kecelakaan yang masih dinilai kurang cepat.
“Khususnya untuk ruas Tol Cipali, masyarakat sering mengeluhkan kondisi jalan yang berlubang hingga menyebabkan ban kendaraan pecah, serta tingginya tingkat kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa maupun kerugian ekonomi. Oleh karena itu, Komisi V membentuk Panja SPM Jalan Tol guna mengurai permasalahan dan mencari solusi terkait pemenuhan SPM Jalan Tol,” ungkap legislator Dapil Sulawesi Tenggara tersebut, dikutip dari laman DPR RI.
Lebih lanjut, Ridwan menegaskan bahwa SPM Jalan Tol bukan hanya prosedur teknis, melainkan instrumen negara untuk mengontrol akuntabilitas operator jalan tol, sekaligus menjadi alat evaluasi pelayanan publik berbasis keadilan.
“Ini juga merupakan bentuk komitmen negara melalui BPJT dalam menghadirkan pelayanan dasar berstandar nasional, yang mengintegrasikan aspek keselamatan, kenyamanan, inklusivitas, dan kesetaraan bagi seluruh pengguna jalan tol,” imbuhnya.
Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI Daniel Mutaqien Syafiuddin menilai masih terdapat sejumlah aspek yang perlu diperbaiki dalam pemenuhan SPM Jalan Tol oleh pengelola ruas Cipali. Berdasarkan data yang disampaikan, tingkat kecelakaan dinilai masih cukup tinggi sehingga membutuhkan langkah korektif.
“Faktanya masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki. Rekan-rekan di Komisi V juga telah memberikan masukan kepada pengelola agar dapat meningkatkan kualitas layanan jalan tol, baik dari segi kondisi jalan, penerangan, hingga fasilitas di rest area,” ujar legislator dapil Jawa Barat VIII tersebut.
Daniel menyoroti pentingnya keberadaan rumble strip atau garis kejut di sepanjang tol. Menurutnya, beberapa titik garis kejut sudah tidak berfungsi maksimal untuk meningkatkan kewaspadaan pengemudi.
“Saya sering melewati Tol Cipali, dan memang ada garis kejut yang kondisinya sudah tidak optimal. Padahal, ini penting untuk menyadarkan pengemudi yang lelah, khususnya pada jam rawan kecelakaan antara pukul 00.00 hingga 06.00 pagi,” jelasnya.
Selain itu, Daniel juga menekankan perlunya peningkatan penerangan di jalur tol. Hal ini penting karena banyak pengemudi yang memilih beristirahat di pinggir jalan saat kelelahan, dan tanpa penerangan yang memadai kondisi tersebut bisa membahayakan pengguna jalan lain. {}