Berita Golkar – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud menyatakan penetapan geopark ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Selain melindungi sumber daya alam, geopark diyakini mampu menjadi destinasi wisata yang menarik wisatawan lokal maupun internasional.
“Meski statusnya masih geosite, wisatawan Nusantara dan mancanegara sudah banyak yang berkunjung. Ketika nanti menjadi geopark, tentu akan makin ramai sehingga warga sekitar merasakan dampak ekonominya,” kata Rudy di Samarinda, Senin (15/9/2025), dikutip dari EksposKaltim.
Menurut dia, peningkatan kunjungan wisata berdampak langsung pada masyarakat, mulai dari usaha pondok wisata (homestay), warung makan, toko kebutuhan sehari-hari, hingga penjualan oleh-oleh khas daerah.
Sebanyak 26 geosite telah ditetapkan Menteri ESDM pada 2024 lalu, dengan total luas sekitar 1,86 juta hektare. Area ini merupakan ekosistem karst terbesar di Kalimantan, dikenal sebagai Karst Sangkulirang-Mangkalihat, yang tersebar di Kabupaten Berau (15 geosite) dan Kutai Timur (11 geosite).
Sebelumnya, Rudy menandatangani Deklarasi Geopark Sangkulirang-Mangkalihat saat berkunjung ke Kampung Merabu, Berau. Usulan penetapan geopark ini juga sudah diajukan ke UNESCO Global Geopark pada 31 Agustus 2025.
Manajer Senior Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Niel Makinuddin, selaku inisiator usulan, menyebut penetapan geopark membawa banyak implikasi. Selain pengakuan budaya, penyelamatan kawasan karst, dan pengembangan wisata, geopark juga membuka ruang penelitian.
“Penetapan geopark juga untuk menjawab tujuan pembangunan berkelanjutan. Berbagai pembangunan baik pariwisata, perkebunan, dan lainnya harus berorientasi pada kelestarian lingkungan,” ujar Niel. {}